Bogor – Universitas Pertahanan (Unhan) mengikuti Seminar Nasional dan Rapat Kerja Forum Pimpinan Pascasarjana Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Barat dengan tema “Penguatan Bela Negara dalam Tata Kelola Kelembagaan Pascasarjana di Era Industri 4.0 Dihadapkan dengan Pandemi Covid-19” melalui daring virtual Zoom Meeting. Rabu, (25/11).
Seminar dibuka dengan sambutan Ketua BKS PTN Wilayah Barat Prof. Dr. Ridwan Nurazi, SE., M.Sc. Rektor Universitas Bengkulu yang diwakili oleh Sekjen BKS Wilayah Barat Dr. Entis Halimi dari Universitas Sriwijaya.
Acara ini menghadirkan pembicara dianataranya Rektor Unhan Laksdya TNI Dr. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., DESD., CIQnR., CIQaR topik Tata Kelola Kelembagaan Pascasarjana Dalam Penguatan Bela Negara Indonesia Di Era Industri 4.0 Dihadapkan Dengan Pandemi Covid-19, Wakil Rektor I Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Drajat Martianto, M.Sc topik Peran Perguruan Tinggi/Pendidikan Pascasarjana Dalam Mendorong Penguatan Bela Negara Menghadapi Era Industri 4.0 dan Pandemi Covid-19, Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S topik Paradigma Baru Pendidikan Pascasarjana untuk Penciptaan SDM Bela Negara, bertindak selaku moderator Sesprodi Program Doktoral Unhan Dr. Herlina JR Saragih, M.Si.
Rektor Unhan dalam paparannya menyampaikan bahwa kehadiran era industri 4.0 sudah dipahami sebagai bagian dari proses perkembangan industri saat ini didukung teknologi yang menyertai perjalanan peradaban manusia. Perkembangan teknologi mendorong kualitas kehidupan di berbagai spektrum akses mencakup berbagai kemudahan, presisi, efisiensi, dan kecepatan. Namun tantangannya terjadi fenomena disruptif bagi pihak-pihak yang tidak mampu terakses dalam teknologi batas teritorial negara jelas tetapi terjadi tatanan kehidupan global yang dapat mempengaruhi nilai. Kerangka permasalahan dan tata Kelola meliputi Daya tanggap, Inovatif serta Akuntabel.
Tatakelola kelembagaan pascasarjana dalam penguatan bela negara Indonesia dihadapkan dengan perkembangan era industri 4.0 dan pandemi covid-19 adalah penyelenggaraan pendidikan yang menunjukkan kepekaan dan tanggung jawab dalam kerangka kebangsaan, melalui penerapan daya tanggap, inovatif, dan akuntabel. Penerapan tata kelola mendorong kelembagaan perguruan tinggi (pascasarjana) untuk mendasarkan perencanaan, program, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan luaran yang terkait dengan tantangan dan permasalahan aktual yang dihadapi sebagai akibat perkembangan era industri 4.0 dan pandemi covid-19.
Pembicara kedua Wakil Rektor I Institut Pertanian Bogor mengatakan rekomendasi Tata Kelola Pascasarjana sebagai wahana bela negara meliputi Program Pascasarjana harus inklusif (pengalaman IPB: orientasi pada pengembangan kapasitas daerah 3 T dan provinsi-privinsi potensial pengembangan pertanian dalam arti luas untuk meningkatkan kinerja pembangunan ekonomi dan SDM di seluruh wilayah tanah air), maju tanpa meninggalkan yang lain (pengalaman IPB: IPB selalu berorientasi maju menjadi yang terbaik, namun tidak meninggalkan yang lain; selama ini berperan sebagai mitra Pembina/pendamping banyak perguruan tinggi lainnya), penguatan jejaring pendidikan pascasarjana Indonesia, serta Kurikulum dan kegiatan ko-kurikuler “fleksibel” (seiring MBKM) memberikan slot penguatan bela negara melalui ekspresi kepakaran dengan mengembangkan research for impact dan PPM berbasis evidence di bidang ketahanan dan kedaulatan pangan, kedaulatan maritime, pelestarian lingkungan, resolusi konflik, dan resiliensi thd kebencanaan, dll.
Pembicara terakhir Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S menjelaskan paradigma baru sistem pendidikan pascasarjana memperlihatkan bahwa pendidikan konvensional luring telah, sedang, dan akan semakin kecil perannya serta akan mengarah pada pendidikan virtual daring melalui berbagai nama seperti e-learning, online-education, digital-learning atau distant education. Perubahan paradigma ini sebaiknya disikapi dengan perubahan perlakuan dalam penerapannya di perguruan tinggi dengan memperkecil kelemahan dan ancaman pendidikan virtual secara daring.
Desain program magister dan doktor berbasis paradigma baru sistem pendidikan pascasarjana tersebut perlu ditindaklanjuti oleh setiap pascasarjana degnan tetap memperhatikan kualitas terutama menjamin luluisan yang yang cinta akan kearifan, yang berkarakter cinta kedamaian, yang berwawasan bela negara, dan yang cinta akan kesejahteraan dan kedamaian; lulusan yang tidak menghendaki kemiskinan dan permusuhan, baik dalam ucapan maupun dalam perbuatannya.
Seminar ini dihadiri beberapa perguruan tinggi lainnya, serta pejabat eselon I, II, III dilingkungan Unhan.
Authentifikasi: Kabag Humas Unhan.