Jakarta – Rektor Universitas Pertahanan RI (Unhan RI/RIDU), Mayor Jenderal TNI Jonni Mahroza, Ph.D., bersama Dr. Flavio Salio dari WHO Head Quarters, dan Ketua Multi-Country Knowledge and Training Hub for Health Emergencies Operational Readiness (MULTHEOR) Indonesia, Prof. Dr. apt. Yahdiana Harahap yang juga sebagai Dekan Fakultas Farmasi Militer (FFM) Unhan RI, secara resmi menutup kegiatan Workshop “Civil-Military Collaboration in Health Emergency Response (Kolaborasi Sipil-Militer dalam Tanggap Darurat Kesehatan)”. Acara ini diselenggarakan oleh WHO-RIDU secara hybrid (online dan offline) dari Aula Lotus 5, lantai 27, Hotel Grand Mercure Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Minggu (13/8).
Dalam sambutannya, Rektor Unhan RI menyampaikan apresiasi kepada Dr. Favio Salio dan WHO HQ, serta Ketua MULTHEOR Indonesia, atas dedikasi dan kerja keras yang telah diberikan dalam memfasilitasi workshop ini. Beliau juga menegaskan pentingnya Workshop Kolaborasi Sipil-Militer dalam Tanggap Darurat ini, yang menjadi kelanjutan dari Team Member Induction Training and Training of Trainer WHO-RIDU yang pertama dan kedua. Rektor Unhan RI juga menjelaskan bahwa Multi-country Knowledge and Training Hub WHO-RIDU/Unhan RI dirancang dengan tujuan menjadi pusat pelatihan Multi-Country yang diakui oleh WHO. Unhan RI/RIDU memiliki komitmen yang kuat untuk terus meningkatkan dan mengembangkan konsep ini agar semakin baik di masa yang akan datang. Keberhasilan dalam penyelenggaraan workshop ini menjadi bukti konkret akan kemampuan Unhan RI/RIDU dan juga merupakan kontribusi nyata dari Indonesia dalam mendukung program peningkatan kapasitas kesehatan secara global, yang diawasi langsung oleh WHO.
Dalam kesempatan ini, Rektor Unhan RI mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta atas partisipasi aktif dan semangat kolaborasi yang telah ditunjukkan. Dengan pengetahuan yang diperoleh dari workshop ini, diharapkan para peserta mampu menerapkannya dalam situasi nyata guna memperkuat kerja sama antara sektor sipil dan militer dalam tanggap darurat.
Sementara Dr. Flavio Salio, dalam sambutannya, mengungkapkan apresiasinya kepada Rektor Unhan RI dan Ketua MULTHEOR Indonesia atas terselenggaranya workshop ini. Kegiatan “Civil-Military Collaboration in Health Emergency Response Workshop” (Pelatihan Kolaborasi Sipil-Militer dalam Tanggap Darurat Kesehatan) yang berlangsung selama dua hari ini telah berhasil menghasilkan ide-ide dan saran-saran penting, serta meningkatkan kesadaran akan kekayaan pengetahuan dan keahlian yang ada. Workshop ini juga turut mendukung upaya dalam penyusunan pedoman global dengan fokus pada penguatan kolaborasi sipil-militer dalam tanggap darurat kesehatan. Poin-poin kolaborasi, koordinasi, dan standar teknis menjadi perhatian utama dalam konteks ini.
Dr. Flavio Salio juga menegaskan bahwa workshop ini merupakan langkah awal menuju solusi yang kompleks. Dengan dukungan dari kelompok kerja teknis yang akan terbentuk dalam beberapa bulan mendatang, jaringan para ahli akan semakin kuat terjalin. Harapannya, sejumlah peserta workshop akan bersedia untuk bergabung dan terus berkontribusi dalam mengatasi tantangan yang ada.
Kemudian, Dekan Fakultas Farmasi Militer Unhan RI selaku Ketua MULTHEOR Indonesia, dalam laporan hasil kegiatan workshop ini, menjelaskan bahwa Workshop Kolaborasi Sipil-Militer dalam Tanggap Darurat yang berlangsung selama 2 hari, dari tanggal 12-13 Agustus 2023, berdampingan dengan pelaksanaan Konferensi Kedokteran Militer ASEAN (the ASEAN Center of Military Medicine ACMM) Conference (14-16 Agustus), diikuti oleh 35 orang peserta. Peserta tersebut meliputi wakil dari wilayah regional ASEAN serta peserta dari tingkat nasional yang mewakili berbagai kementerian dan lembaga.
Ketua MULTHEOR Indonesia menguraikan bahwa tujuan utama dari workshop ini adalah untuk meningkatkan kerjasama dan koordinasi dalam merespons situasi darurat medis. Workshop yang membahas kolaborasi sipil-militer dalam konteks tanggap darurat ini memiliki peran penting dalam mengoordinasikan sumber daya, mengaplikasikan keahlian, dan merumuskan strategi yang bertujuan untuk meminimalkan dampak dari berbagai jenis krisis yang terjadi, mulai dari bencana alam hingga ancaman terorisme. Aspek-aspek yang terangkum dalam kolaborasi sipil-militer ini mencakup mobilisasi dan manajemen sumber daya, koordinasi serta komunikasi, klarifikasi peran, sensitivitas terhadap budaya, keterlibatan masyarakat, penerapan prinsip-prinsip kemanusiaan, pelatihan, dan juga pertimbangan hukum serta etika.
Ketua MULTHEOR Indonesia juga menjelaskan bahwa dalam waktu dekat, program pelatihan EMT ke-3 akan diadakan pada tanggal 11-17 September 2023, dan Pelatihan Koordinasi Sel EMT (EMT CC) yang akan berlangsung pada tanggal 12-17 Oktober 2023 di RIDU.
Acara penutupan workshop ini dihadiri oleh pejabat Eselon I dan II dari Universitas Pertahanan RI serta perwakilan dari WHO, termasuk Technical Officer EMT Health Emergencies Programme WHO HQ, Mr Souheil Reaiche, Technical Officer WHO SEARO, Dr John Prawira, ICRC Regional Delegation Office in Bangkok, Mr. Lloyd Gillet, dan WHO Country Office Indonesia.
Kegiatan penutupan workshop ditutup dengan pemberian cinderamata oleh Rektor Unhan RI bersama Wakil Rektor IV Unhan RI, Ketua MULTHEOR Indonesia, dan Direktur Kesehatan Kementrian Pertahanan kepada perwakilan dari WHO HQ, WHO SEARO serta perwakilan ICRC dan dilanjutkan dengan sesi foto bersama.
(Humas Unhan RI)