Jakarta – Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), Letnan Jenderal TNI Jonni Mahroza, Ph.D., mendampingi Major General Greg Smith, Director General International Security Policy, Assistant Deputy Minister Policy Department of National Defence Canada pada kegiatan kuliah umumnya kepada civitas akademika Unhan RI dengan tema “The Role of Policy in the Department of National Defence, Canadian Armed Forces, the Indo-Pacific Strategy and the Defence Policy Update“. Kegiatan kuliah umum ini bertempat di ruang kelas eksekutif lantai 2, Kampus Pascasarjana Unhan RI Jl. Salemba No. 14, Jakarta Pusat, Selasa (23/4).
Major General Greg Smith, mengawali kuliah umum ini menjelaskan secara singkat perjalanan karir militernya hingga menjadi Director General International Security Policy, Assistant Deputy Minister Policy Department of National Defence Canada. Beliau juga menjelaskan dipilihnya tema “The Role of Policy in the Department of National Defence, Canadian Armed Forces, the Indo-Pacific Strategy and the Defence Policy Update“, menegaskan komitmen Kanada sebagai mitra yang beragam dalam menjalankan kerjasama di wilayah Indo-Pasifik. Dalam penjelasannya, ia menyoroti pentingnya Strategi Indo-Pasifik dan kebijakan pertahanan terbaru, “Our True, North, Strong, and Free“, sebagai landasan bagi upaya kerjasama tersebut. Major General Smith juga menyampaikan harapannya untuk terus memperkuat kolaborasi dalam pendidikan militer, sebagaimana yang telah dilakukan melalui lembaga seperti Akademi Pertahanan Kanada. Ia menekankan pentingnya forum seperti Canadian Military Journal dalam mendorong dialog terbuka tentang masalah pertahanan. Selain itu, Major General Smith juga ingin mengetahui bagaimana Unhan RI, berkolaborasi dengan mitra internasional untuk pertukaran praktik terbaik dan gagasan dalam pendidikan militer. Dengan demikian, kuliah umum ini dimulai dengan penuh semangat untuk menjelajahi dan memperdalam kerjasama dalam bidang pendidikan militer di antara negara-negara.
Dalam kuliah umum ini Major General Smith menjelaskan aspek utama meliputi The role of Assistant Deputy Minister Policy (ADM Pol), Canada’s Indo Pacific Strategy, dan Canada’s Defence Policy Update – “Our North Strong and Free”.
Major General Smith, dalam penjelasannya menyampaikan Assistant Deputy Minister Policy (ADM Pol), di Kanada memiliki peran penting dalam memberikan nasihat dan dukungan kepada Menteri Pertahanan Nasional terkait implementasi kebijakan pertahanan Kanada. ADM (Pol) bertanggung jawab untuk menghasilkan masukan kebijakan untuk operasi Angkatan Bersenjata Kanada, mengelola hubungan pertahanan dan keamanan internasional Menteri, serta memberikan nasihat kebijakan tentang pertahanan kontinental dan keamanan internasional.
Major General Smith juga menjelaskan strategi Indo-Pasifik yang diterbitkan oleh Kanada pada November 2022, sebagai respons terhadap pertumbuhan ekonomi dan dinamika geopolitik yang signifikan di wilayah tersebut. Strategi tersebut bertujuan untuk mengakui pentingnya Indo-Pasifik sebagai wilayah yang krusial secara global, dengan Kanada memiliki hubungan perdagangan yang kuat, terutama dengan China, yang merupakan mitra dagang terbesar kedua setelah Amerika Serikat.
Lebih dari itu, Kanada memiliki alasan strategis lain untuk memprioritaskan Indo-Pasifik, termasuk keberagaman populasi Kanada yang mencakup lebih dari dua juta orang keturunan Tionghoa dan lebih dari satu juta orang keturunan India. Meskipun hubungan dengan Indonesia tidak sekuat hubungan dengan negara-negara lain di wilayah tersebut, Kanada tetap terbuka untuk memperkuat kolaborasi.
Strategi Indo-Pasifik Kanada memiliki lima pilar utama, mencakup perdagangan, hubungan antar manusia, pendidikan, dan pertahanan. Namun, fokus utamanya adalah pada pertahanan, di mana Kanada berupaya menerapkan strategi pencegahan dan memastikan kepatuhan terhadap aturan internasional. Upaya pertahanan Kanada di wilayah Indo-Pasifik mencakup peningkatan kehadiran militer, termasuk pengiriman lebih banyak kapal perang untuk menjaga keamanan dan stabilitas. Selain itu, latihan militer lintas cabang dilakukan secara teratur untuk meningkatkan kerjasama dengan mitra regional.
Major General Smith juga menjelaskan perbandingan antara masalah cyber dan perubahan iklim menunjukkan bahwa keduanya merupakan isu global yang membutuhkan perhatian bersama. Kanada memperkuat komitmennya dalam melindungi dunia dari ancaman cyber dan perubahan iklim sebagai bagian dari upaya internasional. Strategi pertahanan Kanada mencakup berbagai aspek, termasuk penguatan kehadiran militer, pelaksanaan latihan, pembangunan kapasitas, dan perlindungan cyber. Kanada juga berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam bidang pertahanan siber dengan negara-negara mitra untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menghadapi ancaman cyber. Dukungan Kanada terhadap pertahanan cyber negara-negara mitra juga bermanfaat dalam memperkuat pertahanan siber mereka sendiri. Kesadaran akan pentingnya melindungi diri dari ancaman cyber yang dapat menyebar secara internasional, seperti yang terjadi dalam beberapa konflik, termasuk di Ukraina, menjadi landasan bagi komitmen Kanada dalam menghadapi tantangan ini.
Selain itu, Kanada juga berusaha untuk memperkuat kehadirannya di wilayah Indo-Pasifik dengan menempatkan penasihat kebijakan di berbagai negara, termasuk Canberra, Singapura, Tokyo, dan Hawaii. Hal ini dimaksudkan untuk menegaskan komitmen Kanada terhadap wilayah tersebut sebagai bagian penting dari strategi luar negeri dan pertahanannya.
Dalam kesempatan ini Major General Smith menjelaskan Canada’s Defence Policy Update – “Our North Strong and Free“. Kanada baru-baru ini mengembangkan strategi baru yang disebut “North Strong and Free”, dengan fokus pada pertahanan diri dan wilayah Arktik yang semakin mudah diakses akibat perubahan iklim. Strategi ini menggarisbawahi pentingnya setiap negara untuk melindungi dirinya sendiri. Prioritas utama Kanada adalah melindungi negaranya sendiri, terutama mengingat perubahan iklim yang memungkinkan akses yang lebih mudah ke wilayah Arktik. Di satu sisi, Indonesia memiliki prioritas yang serupa dalam melindungi wilayahnya sendiri.
Kanada memperkuat kehadiran dan perlindungan di wilayah utara, termasuk investasi dalam armada dan teknologi militer, serta memberikan dukungan kepada Eropa dalam menghadapi konflik Ukraina-Rusia, termasuk dengan menempatkan personel dan teknologi militer di Latvia sebagai bagian dari NATO. Hal ini sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan keamanan regional.
Kanada aktif dalam berkolaborasi dengan ASEAN dan berpartisipasi dalam inisiatif tanggap bencana dan pertahanan di wilayah tersebut.Kanada, sebagai mitra strategis ASEAN, berkomitmen untuk memperkuat kerjasama dalam berbagai bidang, termasuk pertahanan dan keamanan. Kanada aktif terlibat dalam ADMF Plus (ASEAN Defence Ministers’ Meeting Plus), sebuah forum yang membahas isu-isu keamanan regional dan kolaborasi pertahanan di Asia Tenggara. Partisipasi Kanada dalam ADMF Plus mencakup dukungan dalam respons bencana dan keamanan regional, menunjukkan keterlibatan mereka dalam mendukung stabilitas dan keamanan di wilayah ASEAN. Kanada juga berupaya memperkuat hubungan dengan negara-negara ASEAN melalui berbagai kegiatan bilateral, seperti dialog pertahanan, pertukaran militer, dan latihan bersama. Melalui kerja sama dengan ASEAN, Kanada berharap untuk membangun saling percaya, meningkatkan kapasitas pertahanan, dan mempromosikan perdamaian dan keamanan di kawasan Asia Tenggara.
Dalam kebijakan pertahanannya, Kanada mengakui pentingnya teknologi modern seperti pertahanan siber, pertahanan udara, dan pejuang presisi jarak jauh. Kolaborasi dengan industri menjadi kunci dalam mengembangkan teknologi militer yang efektif.
Major General Smith sebelum mengakhiri kuliah umum ini menegaskan Kanada secara teratur memperbarui kebijakan pertahanannya setiap empat tahun untuk menyesuaikan dengan perubahan dinamika keamanan global dan memastikan respons yang efektif. Hal ini juga mencerminkan komitmen mereka terhadap tata dunia internasional yang berbasis aturan.
Pada kegiatan kuliah umum ini juga dilaksanakan sesi tanya jawab antara civitas akademika Unhan RI dengan narasumber.
Kegiatan kuliah umum ini turut dihadiri oleh, Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum Unhan RI, Mayjen TNI Dr. Jati Bambang P., S.I.P., M.A.P., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unhan RI, Kepala LPPM Unhan RI, Laksda TNI Dr. Ir. Edy Sulistyadi, S.T., IPU., CIPA., ASEAN Eng., Kepala LPMPP Unhan RI, Laksda TNI Dr. Sri Yanto, S.T., Direktur Pascasarjana Unhan RI, Mayjen TNI Dr. Totok Imam Santoso, S.Sos., S.I.P., M.Tr (Han)., Dekan Fakultas Strategi Pertahanan (FSP) Unhan RI, Mayjen TNI Dr. Priyanto, S.I.P., M.Si (Han)., Dekan Fakultas Kemanan Nasional (FKN) Unhan RI, Mayjen TNI Dr. Ir. Pujo Widodo, S.E., S.H., S.T., M.A., M.D.S., M.Si., M.Si (Han)., Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan (FMP) Unhan RI, Mayjen TNI Agus Winarna, S.I.P., M.Si., M.Tr (Han)., Colonel Stewart Taylor Canadian Defence Attache in Indonesia, Anjakdya Bid. Kerma Roren Kermas Kolonel Sus Dr. Samsul Bahari, M.Bus. serta para Kepala program studi Pascasarjana Unhan RI.
Rangkaian kegiatan kuliah umum ini diakhiri dengan penyerahan sertifikat penghargaan oleh Rektor Unhan RI kepada Major General Greg Smith, yang dilanjutkan dengan foto bersama.
(Humas Unhan RI).