Bogor – Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dr. Jonni Mahroza, S.I.P., M.A., Ph.D., menegaskan pentingnya kesiapan menghadapi ancaman di masa depan, khususnya pada tahun 2045. “Kita tidak hanya harus menyiapkan kemampuan konvensional, tetapi juga keahlian di bidang non-konvensional seperti siber, CBRNA, hingga drone”, ujar Rektor Unhan RI pada kegiatan penerimaan kunjungan audiensi Inspektur Jenderal Pol. Prof. Dr. Dadang Haryanto, S.H., S.I.K., M.Si., Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK), di ruang eksekutif lounge, Gedung Rektorat Kampus Bela Negara, Sentul. Rabu (12/2).
Dalam diskusi tersebut, Rektor Unhan RI menjelaskan berbagai langkah strategis Unhan RI, mulai dari pengembangan program studi hingga penguatan kolaborasi nasional dan internasional:
1. Konteks Lembaga dan Pengembangan Program Studi.
Unhan RI memiliki 12 program sarjana yang fokus pada ilmu dasar dan teknologi, termasuk matematika, fisika, teknik elektro, teknik sipil. Program pascasarjana (S2 dan S3) mencakup disiplin multidimensi seperti ekonomi pertahanan, teknologi persenjataan, dan rekayasa pertahanan siber. Selain itu, kampus vokasi logistik militer di perbatasan dirancang untuk memperkuat logistik pertahanan sekaligus memberdayakan masyarakat.
2. Persiapan untuk Ancaman Non-Konvensional.
Unhan RI terus mengedepankan pendidikan di bidang non-konvensional seperti siber, pengetahuan CBRNA (Chemical, Biological, Radiological, Nuclear, and Explosives), hingga drone untuk mengantisipasi ancaman global yang semakin kompleks.
3. Kolaborasi Strategis.
Dalam audiensi, Unhan RI dan STIK Polri sepakat untuk memperkuat kerja sama di bidang teknologi, pertukaran keahlian, dan pengembangan kurikulum. Kedua institusi berkomitmen untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia berbasis teknologi dan inovasi akademik.
4. Kehidupan Mahasiswa.
Unhan RI menyediakan beasiswa penuh, fasilitas asrama, seragam, dan pembinaan fisik berbasis kedisiplinan militer bagi seluruh mahasiswa dari jenjang D3 hingga S3.
Sementara itu, Ketua STIK Polri, Irjen Pol. Prof. Dr. Dadang Haryanto, menegaskan pentingnya transformasi STIK menjadi institusi pendidikan yang lebih besar dan adaptif. “Transformasi STIK memerlukan dukungan infrastruktur, sumber daya manusia, dan kolaborasi strategis seperti yang dilakukan Unhan RI. Benchmarking terhadap Unhan RI menunjukkan bagaimana integrasi fungsi akademik dan kedinasan dapat menjawab tantangan strategis,” jelasnya.
Dalam pembicaraan, Ketua STIK Polri juga menyampaikan beberapa poin strategis:
1. Peningkatan Akademik dan Teknologi.
STIK Polri dan Unhan RI memiliki visi yang sejalan dalam pengembangan pendidikan akademik dan vokasi, khususnya di bidang teknologi dan forensik.
2. Transformasi dan Kebutuhan Infrastruktur.
STIK Polri tengah menghadapi tantangan dalam pengadaan laboratorium teknologi, kedokteran, dan forensik, yang menjadi kebutuhan utama dalam mendukung pendidikan.
3. Penguatan Linearitas Pendidikan.
STIK Polri memprioritaskan linearitas pendidikan untuk menciptakan tenaga pengajar yang kompeten, meskipun masih terkendala dalam kualifikasi tenaga pengajar di bidang tertentu.
4. Peluang Kolaborasi.
Kedua institusi membuka peluang kerja sama dalam pengembangan teknologi, pertukaran tenaga ahli, hingga penguatan kapasitas sumber daya manusia di tingkat nasional.
Kolaborasi ini diharapkan dapat mendukung kebutuhan strategis bangsa di bidang keamanan dan pertahanan, khususnya menghadapi tantangan global yang semakin dinamis dan kompleks.
Kegiatan ini dihadiri oleh Pejabat Eselon I, II dan III Unhan RI serta perwakilan Pejabat tinggi dari STIK Polri. Kegiatan audiensi ini diakhiri dengan saling memberikan cinderamata yang dilanjutkan dengan foto bersama
(Humas Unhan RI)