Tanggerang – Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), Letnan Jenderal TNI (Purn.) Jonni Mahroza, S.I.P., M.A., M.Sc., Ph.D., menghadiri Temu Bisnis Industri Strategis Pertahanan Berbasis Riset dan Inovasi, yang diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI), dengan tema “Towards Indonesia 2045: Advancing Strategic Defence Technology by Research and Innovation”. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dr. Dave Akbarshah Fikarno Laksono, M.E., bersama Wakil Menteri Pertahanan RI, Marsekal Madya TNI (Purn.) Donny Ermawan Taufanto, M.D.S., M.S.P., Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Republik Indonesia, Dr. Laksana Tri Handoko, dan Direktur PT Sentra Surya Ekajaya (PT. SSE), Eka Suryajaya. Kegiatan ini bertempat di Graha Widya Bhakti, Kawasan Sains dan Teknologi (KST) B.J. Habibie, Serpong, Tangerang Selatan. Senin (21/4).
Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dr. Dave Akbarshah Fikarno Laksono, M.E., dalam sambutannya menekankan pentingnya pengembangan sistem pertahanan yang berbasis pada kecerdasan buatan (AI), drone otonom, teknologi laser, hipersonik, dan komputasi kuantum. Wakil Ketua Komisi I DPR RI juga mendorong investasi dalam riset dan inovasi pertahanan melalui kolaborasi nasional maupun internasional, serta menyoroti peran BRIN sebagai koordinator riset nasional. Wakil ketua Komisi I DPR RI berkomitmen untuk mendukung kebijakan legislatif yang memperkuat industri strategis pertahanan melalui diplomasi dan modernisasi sistem.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Republik Indonesia, Dr. Laksana Tri Handoko, dalam sambutannya menjelaskan bahwa BRIN telah menyatukan sumber daya riset sejak 2021 untuk mendukung industri strategis, baik BUMN maupun swasta. BRIN kini tidak lagi memberikan pendanaan langsung dari APBN ke industri, namun memfasilitasi kolaborasi riset dan inovasi yang dapat dilisensikan. BRIN juga aktif bekerja sama dengan mitra luar negeri untuk memperkuat posisi industri strategis nasional, termasuk dalam offset alutsista. Beliau menekankan pentingnya membangun ekosistem riset yang memperbesar kontribusi R&D terhadap sektor industri nasional.
Sementara Direktur PT Sentra Surya Ekajaya (PT. SSE), Eka Suryajaya, dalam sambutannya menjelaskan PT. SSE sebagai industri pertahanan nasional menampilkan dua kendaraan tempur buatan lokal dalam kegiatan ini. Perusahaan tersebut berkomitmen untuk terus berinovasi dan membangun kendaraan lapis baja sebagai kontribusi nyata terhadap pertahanan nasional. SSE mendukung penuh kolaborasi dengan pemerintah dan BRIN dalam mendorong kemandirian industri pertahanan Indonesia.
Dalam kesempatan ini Wakil Menteri Pertahanan RI, Marsekal Madya TNI (Purn.) Donny Ermawan Taufanto, M.D.S., M.S.P., sebagai keynote speaker dalam menekankan pentingnya kemandirian teknologi pertahanan untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI. Wamenhan RI juga menyampaikan bahwa kekuatan industri strategis nasional tidak hanya mendukung pertahanan tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam kesempatan ini Wamenhan RI juga menekankan beberapa aspek meliputi:
1. Riset dan inovasi adalah pilar pengembangan teknologi pertahanan tinggi.
2. Kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, swasta, kampus, dan masyarakat penting untuk membentuk ekosistem pertahanan nasional yang kuat.
3. BRIN diharapkan memimpin akuisisi dan pengembangan teknologi strategis serta konsolidasi kekuatan riset nasional.
4. Pertahanan adalah tanggung jawab kolektif seluruh komponen bangsa, bukan hanya TNI dan Kemhan RI.
5. Indonesia harus bertransformasi dari konsumen menjadi produsen teknologi dan menciptakan ekosistem yang berpihak pada produksi dalam negeri.
6. Klasterisasi alutsista berdasarkan teknologi dan jenis penggunaannya diperlukan untuk penguatan industri pertahanan.
Dalam kegiatan ini juga dilaksanakan penandatanganan dokumen kerja sama antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan PT Sentra Surya Eka Jaya (SSE), disaksikan oleh Wakil Menteri Pertahanan RI.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh, Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksamana Madya TNI (Purn.) Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian, M.Sc., DESD., Asean.Eng., Duta Besar Rusia, H.E. Sergei Gennadievich Tolchenov, Dutabesar China, H.E. Wang Lutong, Kepala Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri, H.E., Dr. Yayan Ganda Hayat Maulana, Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan (FMP) Unhan RI, Laksamana Muda TNI Dr. Sri Yanto, S.T., M.Si. (Han)., Pakar hukum internasional dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. Hikmahanto Juwana, Atase Pertahanan India, Kolonel Shiv Kumar, serta perwakilan pejabat dari Kemhan RI, Mabes TNI, BRIN, perwakilan industri strategis, serta atase pertahanan negara-negara sahabat seperti China, Rusia, dan Amerika Serikat.
Temu bisnis ini juga dimeriahkan dengan pameran teknologi pertahanan yang menampilkan berbagai inovasi dan hasil riset unggulan di sektor strategis, seperti kecerdasan artifisial, sistem sensor, sistem pertahanan nirawak, serta teknologi komunikasi militer, serta sebagai kesempatan untuk memperkenalkan solusi inovatif hasil riset anak bangsa kepada mitra industri maupun investor.
Kegiatan ini menjadi bagian dari tindak lanjut perjanjian kerja sama antara BRIN dan Kementerian Pertahanan yang telah diteken sejak 2022, sebagai bentuk konkret integrasi riset dan inovasi dalam mendukung sistem pertahanan nasional yang adaptif dan tangguh menuju Visi Indonesia Emas 2045.
Seluruh rangkaian Acara diakhiri dengan sesi penyerahan cenderamata dan foto bersama para pejabat, dilanjutkan dengan peninjauan booth peserta dan kegiatan Talkshow: Towards Indonesia 2045: Advancing Strategic Industries through Research and Innovation.
(Humas Unhan RI).