Bogor – Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), Letnan Jenderal TNI (Purn.) Jonni Mahroza, S.I.P., M.A., Ph.D., menegaskan pentingnya nilai dan warisan R.M. Margono Djojohadikusumo dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, terutama dari perspektif ekonomi pertahanan dan manajemen pertahanan negara. Pernyataan tersebut disampaikannya dalam pemaparan berjudul “Relevansi, Nilai, dan Warisan R.M. Margono Djojohadikusumo dalam Konteks Mempertahankan Kemerdekaan dari Aspek Ekonomi Pertahanan dan Manajemen Pertahanan Negara”, dalam rangka Seminar Nasional bertajuk “Memaknai Napak Tilas Perjuangan dan Dedikasi R.M. Margono Djojohadikusumo”. Acara ini juga dirangkaikan dengan peluncuran buku “R.M. Margono Djojohadikusumo: Peran dan Sumbangsihnya dalam Membangun Pilar Stabilitas Ekonomi Bangsa”, yang diselenggarakan oleh Fakultas Manajemen Pertahanan Unhan RI bekerja sama dengan Yayasan Merah Putih Peduli, bertempat di Ruang Teater Auditorium Universitas Pertahanan RI. Sabtu (15/2).
Dalam kesempatan ini Rektor Unhan RI menjelaskan berbagai aspek meliputi:
1. Relevansi Nilai R.M. Margono dalam Ketahanan Ekonomi dan Pertahanan Negara
Dalam kajian yang disampaikan, Unhan RI menyoroti bahwa pemikiran R.M. Margono menegaskan kemerdekaan tidak hanya diperjuangkan melalui kekuatan militer, tetapi juga melalui stabilitas ekonomi yang menopang ketahanan nasional. Dalam konteks ini, pertahanan negara harus dipahami secara lebih luas sebagai strategi holistik yang mencakup sektor ekonomi, sosial, dan infrastruktur nasional.
Konsep keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan penguatan pertahanan—dikenal sebagai gun versus butter—menjadi dilema yang terus dihadapi Indonesia. Kesejahteraan ekonomi yang kuat dapat menjadi landasan bagi anggaran pertahanan yang lebih memadai, sementara kelemahan dalam sektor ekonomi dapat berdampak langsung pada ketahanan nasional. R.M. Margono sebagai pendiri Bank Negara Indonesia (BNI 1946) memberikan warisan pemikiran bahwa stabilitas ekonomi merupakan elemen fundamental dalam mempertahankan kedaulatan bangsa.
2. Tantangan Anggaran Pertahanan dan Implikasinya terhadap Ketahanan Nasional
Sejak era reformasi, alokasi anggaran pertahanan Indonesia hanya berkisar 0,9% dari PDB, jauh lebih rendah terutama jika dibandingkan dengan negara kecil seperti Singapura yang memiliki alokasi anggaran sebesar 3,2% dari PDB serta negara-negara dengan tantangan geopolitik yang serupa. Keterbatasan ini berdampak pada ketidakmampuan negara dalam mengamankan sumber daya nasional, seperti sektor perikanan dan kehutanan, yang sering kali menjadi sasaran eksploitasi pihak asing. Selain itu, kesalahan persepsi bahwa Indonesia tidak akan menghadapi ancaman perang dinilai keliru dan bertentangan dengan amanat konstitusi.
Di era modern, ancaman tidak lagi terbatas pada agresi militer konvensional, tetapi juga melibatkan perang siber, perdagangan ilegal, dan eksploitasi sumber daya strategis. Oleh karena itu, strategi pertahanan yang lebih adaptif dan peningkatan alokasi anggaran menjadi kebutuhan mendesak agar Indonesia dapat mengamankan kepentingan nasionalnya secara lebih efektif.
3. Membangun Sinergi Pertahanan Matra Darat, Laut, dan Udara
Kajian Unhan RI juga menekankan perlunya peningkatan kekuatan matra darat, laut, dan udara secara proporsional. Mengingat sebagian besar sumber daya nasional serta pusat pemerintahan Indonesia berada di darat, aspek pertahanan wilayah daratan harus diperkuat tanpa mengesampingkan peran strategis pertahanan laut dan udara.
Ancaman penyelundupan narkoba, perdagangan manusia, serta eksploitasi sumber daya alam tanpa pengawasan menjadi isu krusial yang harus dihadapi dengan strategi pertahanan yang lebih komprehensif. Dalam hal ini, optimalisasi kerja sama antara sektor militer, akademisi, dan industri pertahanan diperlukan untuk memastikan Indonesia memiliki sistem pertahanan yang tangguh dan mandiri.
4. Kesimpulan pemaparan Rektor Unhan RI: Warisan R.M. Margono Djojohadikusumo sebagai Pilar Kedaulatan Bangsa
Pemikiran R.M. Margono Djojohadikusumo yang menekankan pentingnya stabilitas ekonomi sebagai fondasi pertahanan negara tetap relevan hingga saat ini. Seminar Nasional yang diselenggarakan Unhan RI menjadi momentum untuk merefleksikan kembali bagaimana Indonesia dapat mengembangkan strategi ekonomi pertahanan yang lebih efektif guna menjaga kedaulatan dan ketahanan nasional di masa depan. Dengan memadukan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan kebijakan pertahanan yang kokoh, Indonesia dapat memastikan bahwa warisan perjuangan kemerdekaan tetap terjaga dalam dinamika global yang terus berkembang.
(Humas Unhan RI).