Bogor – Rektor Universitas Pertahanan RI, Letnan Jenderal TNI (Purn.) Jonni Mahroza, S.I.P., M.A., M.Sc., Ph.D., menerima audiensi dari Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi), yang dipimpin oleh Rino Indira Gusniawan, S.T., M.M., Sekretaris Umum Perpamsi. Audiensi ini dilakukan dalam rangka Indonesia Water and Waste Water Expo and Forum (IWWEF), dengan tema “Transformasi SPAM Menuju Swasembada Air”, yang akan diselenggarakan pada 11-13 Juni 2025 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta. Kegiatan audiensi ini berlangsung di Ruang Tamu Rektor, Gedung Rektorat Unhan RI, Sentul, Jumat (24/1).
Rektor Unhan RI, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kunjungan Perpamsi di Unhan RI.
Sekretaris Umum Perpamsi, dalam audiensi dengan Rektor Unhan RI, menjelaskan perlunya dukungan penuh dari Presiden Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto, untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan mewujudkan akses air bersih yang merata. Saat ini, industri air minum di Indonesia masih tertinggal dibandingkan sektor lain seperti listrik dan telekomunikasi, dengan cakupan layanan air bersih nasional yang hanya mencapai 22 persen, terendah di Asia Tenggara. Faktor utama penyebabnya adalah ketimpangan skala bisnis antara wilayah besar seperti Jakarta dan daerah kecil seperti Merauke, lemahnya regulasi, serta kurangnya tenaga ahli dan infrastruktur di daerah terpencil. Kondisi ini diperparah dengan tingginya angka stunting dan kemiskinan akibat minimnya akses air bersih, terutama di wilayah seperti Bogor Selatan.
Dalam upaya mendorong transformasi sektor air minum, Perpamsi mengusulkan penyelenggaraan Indonesian Water and Waste Water Expo untuk memperkuat regulasi dan menerapkan inovasi teknologi. Namun, tanpa tindakan konkret, target untuk mencapai 30% akses air bersih pada 2026, 40% pada periode 2020-2029, dan 100% pada 2045 akan sulit tercapai.
Rencana transformasi industri air minum ini juga mencakup kerja sama dengan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemenhan RI) dan Unhan RI untuk menghasilkan keputusan strategis yang didorong oleh Pemerintah Pusat. Harapannya, infrastruktur air minum dapat dipersiapkan menuju 2045, mengingat persiapan infrastruktur membutuhkan puluhan tahun dan modal yang harus dibentuk serta pengembangan industri yang berkelanjutan. Kendala regulasi yang sering tumpang tindih serta kualitas air baku yang menurun menjadi tantangan yang harus diatasi.
Rektor Unhan RI Letnan Jenderal TNI (Purn.) Jonni Mahroza menekankan bahwa krisis air merupakan isu strategis yang harus segera diatasi secara komprehensif. “Air bukan hanya sumber kehidupan, tetapi juga bagian dari kedaulatan bangsa yang harus dikelola secara bertanggung jawab sesuai amanat Pasal 33 UUD 1945. Untuk itu, diperlukan integrasi teknologi mutakhir, penguatan regulasi, dan transformasi pola pikir dalam pengelolaan sektor air. Kita tidak boleh melihat air semata sebagai komoditas bisnis, melainkan sebagai investasi untuk masa depan dan kesejahteraan rakyat,” ujar Rektor Unhan RI.
Letnan Jenderal TNI (Purn.) Jonni Mahroza juga menegaskan pentingnya visi Presiden Republik Indonesia dalam mendukung tercapainya Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2045. “Diskusi-diskusi yang tidak esensial harus dihentikan, dan fokus harus dialihkan pada tindakan konkret yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” ujar Rektor Unhan RI.
Kegiatan audiensi diikuti oleh Wakil Rektor IV Unhan RI, Dekan FSTP Unhan RI, Anjakdya Bidang Kerja Sama Roren Kermas Unhan RI dan Pranata Humas Ahli Madya Biro Perencanaan, Kerjasama, dan Humas Unhan RI, diakhiri dengan pelaksanaan foto bersama.
(Unhan RI)