Bogor – Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) RI Laksamana Madya TNI Prof. Dr. Amarulla Octavian.,S.T., M.Sc., DESD menjadi narasumber pada Acara BPH Hima HI FISIP Universitas Padjajaran Kajian Tematik dengan tema “Pakta Pertahanan Aukus dan Problematika”, melalui daring. Selasa, (23/11).
Dalam sambutannya Rektor Unhan RI menyampaikan bahwa hubungan internasional mempelajari masyarakat internasional atau sistem internasional yang akhirnya membentuk politik global atau politik dunia. AUKUS termasuk dalam politik dunia yang bisa mempengaruhi politik global karena hubungan internasional menganalisis perilaku internasional dari sejumlah aktor, seperti negara-negara, bangsa, kelompok-kelompok supranasional, transnasional, dan subnasional.
Rektor Unhan RI dalam paparannya menjelaskan, konteks pembentukan aliansi atau pakta pertahanan hubungan internasional tidak terlepas dari geopolitik negara-negara yang beraliansi dengan menggunakan diplomasi pertahanan berdasarkan kepentingan nasional dalam kebijakan luar negeri. AUKUS merupakan alarm bagi ASEAN dan Indonesia menunjukkan kekhawatiran atas dominasi Cina di masa mendatang sehingga Amerika Serikat dan Inggris juga berbagi tekonologi nya kepada Australia. Nato dinilai tidak efektif lagi karena banyaknya negara anggota yang menghambat proses pengambilan keputusan.
ASEAN Political-Security Community (APSC) dapat dioptimalkan untuk meningkatkan solidaritas ASEAN mengantisipasi AUKUS dan pakta pertahanan lainnya. Indonesia juga dapat memanfaatkan APSC untuk meningkatkan Kerjasama kemananan dengan 10 negara anggota ASEAN yang semula Coorperative Security menjadi Common Security.
Rektor Unhan RI lebih lanjut menjelaskan Indonesia dapat segera merumuskan parameter strategis, oprasional dan taktis dengan menggunakan aset teknologi yang memadai bagi terjaganya credible neutrality guna memastikan kedaulatan dan intergritas territorial nasional Indonesia.
Mengetahui : Kabag Humas Unhan RI