Jakarta– Rektor Universitas Pertahanan RI Letnan Jenderal TNI (Purn) Jonni Mahroza, Ph.D., menjadi narasumber dalam program Onboarding Commissioner Program BUMN. Angkatan IX Tahun 2025 yang berlangsung di Menara BRILiaN, Jakarta. Rabu (26/2)
Dalam pemaparannya, Rektor Unhan RI menekankan bahwa wawasan kebangsaan merupakan fondasi utama dalam membangun ketahanan nasional, baik dalam aspek ekonomi, sosial, maupun pertahanan. Ia menjelaskan bahwa dalam konteks geopolitik, suatu negara harus mampu menjaga dan memperkuat ruang hidupnya demi keberlangsungan dan keamanan nasional. Konsep ini sejalan dengan teori ruang hidup (Lebensraum), yang menyebutkan bahwa pertumbuhan suatu negara dapat dianalogikan seperti organisme yang harus berkembang, bertahan, atau menyusut sesuai dengan lingkungannya.
Dari aspek ekonomi, Rektor Unhan RI menegaskan bahwa Indonesia menganut Sistem Ekonomi Pancasila, yang bertujuan menciptakan keadilan sosial berdasarkan asas kekeluargaan. Dalam sistem ini, BUMN berperan sebagai motor penggerak ekonomi nasional, penyedia layanan publik, serta pelaku usaha pionir yang mendukung usaha kecil dan koperasi. Selain berkontribusi terhadap penerimaan negara, BUMN juga memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa wawasan kebangsaan merupakan elemen kunci dalam membangun semangat persatuan. Tiga pilar utama yang mendukungnya adalah rasa kebangsaan, yang mencerminkan kebanggaan dan identitas nasional; paham kebangsaan, yang mengacu pada pemahaman terhadap jati diri bangsa; serta semangat kebangsaan, yang merupakan perpaduan dari keduanya. Dalam konteks pertahanan negara, ia menegaskan bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk berkontribusi dalam upaya bela negara, baik melalui pendidikan, pelatihan dasar kemiliteran, maupun pengabdian sesuai profesinya.
Indonesia sendiri menerapkan sistem pertahanan semesta, yang melibatkan seluruh warga negara serta sumber daya nasional. Sistem ini terdiri dari Komponen Utama, yaitu TNI sebagai garda terdepan pertahanan; Komponen Cadangan, yang terdiri dari warga sipil yang disiapkan untuk memperkuat TNI bila diperlukan; serta Komponen Pendukung, yang meliputi berbagai sumber daya nasional, seperti tenaga ahli, logistik, dan infrastruktur yang dapat digunakan untuk kepentingan pertahanan. Tak hanya menghadapi ancaman militer, sistem ini juga menyiapkan langkah-langkah untuk menghadapi ancaman nonmiliter, seperti perang siber dan ketidakstabilan ekonomi.
Dalam kehidupan sehari-hari, wawasan kebangsaan dapat diterapkan di berbagai bidang. Di sektor pendidikan, penguatan nilai-nilai Pancasila menjadi kunci dalam membentuk karakter generasi muda. Di lingkungan masyarakat, nilai-nilai kebangsaan berperan dalam menangkal ancaman seperti intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Sementara itu, di dunia kerja, sinergi antara pelaku usaha menjadi kunci dalam menghadapi tantangan era digital, sehingga sistem ekonomi Pancasila dapat berjalan dengan lebih adil dan berkelanjutan.
Program onboarding ini merupakan bagian dari rangkaian pelatihan yang mencakup berbagai modul strategis, mulai dari kebijakan Kementerian BUMN, manajemen risiko, hingga aspek hukum dan kepatuhan. Dengan adanya sesi wawasan kebangsaan ini, diharapkan para komisaris BUMN dapat semakin memahami peran strategis mereka dalam mendukung pembangunan nasional serta menjaga keberlanjutan bisnis BUMN sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan.
(Humas Unhan RI)