Jakarta – Rektor Universitas Pertahanan RI Laksamana Madya TNI Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc.,DESD, hadir sebagai Narasumber pada Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia Akademi Angkatan Udara atau SENASTINDO AAU 2021 dengan tema “Meningkatkan Peran Lembaga Pendidikan dalam Rangka Membangun Pertahanan Indonesia di Era Society 5.0”, yang digelar dari tanggal 24 s.d 25 November 2021 secara online dari Ksatrian Akademi Angkatan Udara, Jln. Laksda Adisutjipto KM 10, Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Rabu (24/11/2021).
Kegiatan ini diikuti oleh Gubernur AAU Marsekal Muda TNI Nanang Santoso, Wakil Gubernur AAU Marsekal Pertama TNI Palito Sitorus, S.E., M.M., dan beberapa narasumber lain seperti Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Professor Dr. Masayuki Okoshi, National Defense Academy of Japan, dan Prof. Yudho Giri Sucahyo, S.Kom., M.Kom., Ph.D., CISA, CISM Ketua Dewan Pengurus Perkumpulan Nama Domain Indonesia (PANDI).
Sebagai Keynotes Speaker Rektor Unhan RI memaparkan tentang ” Peran Perguruan Tinggi Dalam Memperkokoh Pertahanan Negara Di Era Society 5.0″, diawali dengan penyampaian Curriculum Vitae kepada seluruh peserta tentang perjalanan karir, pengalaman penugasan dan pendidikan yang pernah ditempuhnya, dalam sesi pengenalan ini beliau juga menyampaikan beberapa referensi buku sebagai sumber acuan.
Dalam pemaparannya beberapa point utamanya meliputi Pendahuluan, Pertahanan Indonesia dimasa Mendatang, Skema Pendidikan Militer Ideal, Peran Lembaga Pendidikan Militer Untuk Pembentukan Karakter, Peran Lembaga Pendidikan Militer Untuk Peningkatan Keterampilan, dan Peran Lembaga Pendidikan Militer Untuk Pengembangan Ilmu Pengetahuan.
Pada pointers Pendahuluan dijelaskan Era Abad ke 21 ditandai dengan berbagai kecenderungan global, yaitu Pertama, berlangsungnya revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan fenomena kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dalam era revolusi digital, Kedua, perubahan peradaban era society 5.0 yang ditandai dengan berubahnya sendi-sendi kehidupan, kebudayaan, peradaban, dan kemasyarakatan termasuk pendidikan, dan Ketiga, semakin tegasnya fenomena abad kreatif menempatkan informasi, pengetahuan, kreativitas, inovasi dan jejaring sebagai sumber daya strategis bagi individu, masyarakat, korporasi, dan negara.
Ketiga hal tersebut telah memunculkan tatanan baru, ukuran baru, kebutuhan baru yang berbeda dengan sebelumnya, sehingga harus ditanggapi dan dipenuhi oleh seluruh pemangku kepentingan. Di samping itu dihadapkan dengan 10 Megatren dunia 2045 yaitu demografi dunia, urbanisasi global, perdagangan internasional, keuangan global, kelas pendapatan menengah, persaingan sumber daya alam, perubahan iklim, kemajuan teknologi, perubahan geopolitik, dan perubahan geoekonomi.
Sehingga Era society 5.0 adalah sebuah era digital dimana manusia akan hidup berdampingan dengan teknologi di hampir seluruh aspek kehidupan sehari-hari dimana artificial intelligence menjadi tulang punggung dari seluruh sektor strategis di suatu negara.
Era society 5.0 berfokus pada pengembangan masyarakat agar dapat menikmati kehidupan yang berkualitas tinggi, dengan menggabungkan atau memanfaatkan teknologi canggih di berbagai industri dan kegiatan sosial serta mendorong inovasi untuk menciptakan nilai baru yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia.
Implementasi society 5.0 adalah telah terjadi perkembangan teknologi informasi dan internet yang sangat pesat yang telah mendorong terjadinya revolusi industri 4.0. Perkembangan teknologi, yang mensinergikan aspek fisik, digital, dan biologi, seperti pemanfaatan kecerdasan buatan yaitu artificial intelligence, robotika, dan kemampuan komputer belajar dari data atau machine learning pada manufaktur dengan pemanfaatan data skala besar, teknik penyimpanan data di awan yaitu cloud computing, serta internet of things.
Pemanfaatan Internet Of Things (IoT) ini berimplikasi adanya Internet Of Military Things (IoMT), Internet Of Military Things Turut mempengaruhi cara kerja dunia militer, Dengan memanfaatkan sistem komputer, militer bisa mendapatkan keuntungan yang besar di medan tempur dari data yang cepat dan akurat, serta unit militer yang tersebar secara geografis, namun saling terhubung dengan sistem komunikasi yang saling terhubung, Ancaman-ancaman baru, baik dari jenis ancaman maupun frekuensinya, mendorong berbagai militer di dunia mengadopsi Network Centric Warfare atau NCW sebagai konsep perang masa depan.
Menyinggung Pertahanan Indonesia dimasa Mendatang, diawali dengan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, seperti yang tercantum dalam Visi Indonesia 2045 dalam bidang sumber daya manusia, yaitu Indonesia 2045, berdaulat, maju, adil, dan makmur. Visi diwujudkan melalui empat pilar perkembangan, yaitu Pilar Pengembangan SDM, Sains dan Penguasaan Teknologi, Pilar Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan; Pilar Pembangunan yang Adil dan Pilar memperkuat Ketahanan Nasional dan Pemerintahan.
Penyelenggaraan Pertahanan Negara berpedoman pada Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta atau SISHANKAMRATA, Artinya, melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, Pertahanan negara dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman dengan memperhatikan aspek perkembangan lingkungan strategis.
Strategi pelibatan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional “Terbukti Berhasil” memenangkan perang, bahkan untuk musuh yang jauh lebih kuat. Contohnya : perang kemerdekaan Indonesia, perang Vietnam dan perang Afganistan, oleh karena itu SISHANKAMRATA sangat relevan sebagai Strategi Pertahanan NKRI di Era Society 5.0.
Dinamika perkembangan lingkungan strategis telah menciptakan spektrum ancaman yang semakin kompleks dan berimplikasi terhadap pertahanan negara. Situasi dan kecenderungan lingkungan strategis pada awal Abad 21 sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan periode satu dekade terakhir dalam Abad 20 atau bahkan abad-abad sebelumnya, Kecenderungan lingkungan strategis semakin sulit diperkirakan karena ketidakteraturan dan ketidakstabilan semakin menjadi corak dominan. Oleh karena itu perlu strategi pertahanan dan keamanan negara yang fleksibel dan adaptif untuk menghadapi ancaman, disesuaikan dengan doktrin pertahanan dan keamanan negara, serta kondisi geografi negara kepulauan Indonesia.
Ancaman pertahanan negara yang berpotensi menghambat pembangunan nasional dikelompokkan menjadi ancaman militer, non militer, dan hibrida, Ancaman militer merupakan ancaman yang menggunakan kekuatan militer dan membahayakan kedaulatan, keutuhan wilayah, serta keselamatan bangsa dan negara. Ancaman non militer merupakan ancaman yang ditujukan pada semua aspek kehidupan IPOLEKSOSBUDKAM dan Teknologi, dan dilaksanakan oleh aktor non negara, sementara Ancaman hibrida merupakan gabungan dari ancaman militer dan non militer.
Hadirnya Revolusi Industri 4.0 dan Era Society 5.0, menimbulkan dampak positif dan negatif, dan ini perlu disikapi oleh Lembaga Pendidikan, khususnya lembaga pendidikan militer sebagai wadah untuk mendidik sumberdaya manusia Indonesia untuk mencapai visi dan misi Indonesian emas 2045 yang telah dicanangkan, dan harus mampu memanfaatkan revolusi industry dan Society 5.0 ini dalam menjalankan peran lembaga pendidikan militer yang sangat penting yaitu pembentukan karakter, peningkatan keterampilan, dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Pendidikan militer pada masa mendatang dihadapkan pada dua hal yang sangat penting yaitu, Human Intelligence to Human Intelligence, dan Human Intelligence to Artificial Intelligence, Hal ini karena masa sebelumnya society 1.0 sampai dengan 4.0 adalah 100 persen fisik, sedangkan society 5.0 adalah 50 persen fisik yaitu senjata konvensional dan senjata non konvensional, dan 50 persen virtual yaitu senjata siber.
Mengakhiri Pemaparannya Rektor Unhan RI menegaskan Lembaga pendidikan militer memiliki tugas dan tanggung jawab dalam memperkokoh pertahanan negara di era society 5.0. Tugas dan tanggung jawab tersebut dapat tercapai secara optimal apabila didukung oleh beberapa kriteria, sebagai berikut: Pertama, paradigma pendidikan militer modern mengutamakan instruktur, guru militer, dosen adalah prajurit militer yang terbaik, kedua, penyelenggaraan pendidikan didukung anggaran yang memadai, ketiga, kurikulum ter-update, adaptif, inovatif mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, keempat, pendidikan harus dinilai sebagai investasi untuk kemajuan bangsa, dan kelima, perlunya menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dalam bidang teknologi satelit pertahanan dan teknologi pertahanan Siber melalui Lemdik Militer dan Unhan RI.
Forum ilmiah ini merupakan suatu kegiatan penting untuk menghubungkan kalangan lembaga pendidikan, industri-industri strategis dan pemerintah sebagai unsur pengambil kebijakan dengan akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia untuk berpacu mempersembahkan berbagai kontribusi ilmiah, dalam forum ini terdapat 16 Daftar list topik Pembahanasan Society 5.0 yang terkait dengan: Society 5.0 research agenda, Society 5.0 challenges and opportunities, Human-centered society, Drivers and enablers for transformation, Human skills in Society 5.0., penyelenggara SENASTINDO AAU 2021 diikuti 349 peserta dari berbagai instansi pemerintah dan swasta.
Mengetahui : Kabag Humas Unhan RI