Jakarta – Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) sebagai bentuk komitmen bersama dalam mendukung penguatan industri pertahanan dan energi nasional. Acara penandatanganan berlangsung di The St. Regis Jakarta, Astor Ballroom, Jakarta. Kamis (27/2).
Rektor Universitas Pertahanan RI Letnan Jenderal TNI (Purn.) Jonni Mahroza, S.I.P., M.A., Ph.D., dan Ketua Dewan Penasihat Kadin Indonesia Aryo Djojohadikusumo secara langsung menandatangani MoU antara Unhan RI dan Kadin Indonesia.
MoU ini menjadi landasan kerja sama strategis di bidang pendidikan, penelitian, serta pengembangan inovasi. Kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat riset dan teknologi, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, serta mendorong daya saing industri dalam negeri.
Acara penandatanganan MoU ini juga menjadi momentum untuk membahas berbagai inisiatif konkret yang akan dijalankan, termasuk program penelitian bersama, pengembangan teknologi strategis, serta pelatihan dan peningkatan kapasitas tenaga kerja di sektor pertahanan dan energi.
Dengan ditandatanganinya nota kesepahaman ini, diharapkan kerja sama antara Unhan RI dan Kadin Indonesia dapat menjadi model sinergi yang berkelanjutan dalam menciptakan ekosistem industri yang lebih mandiri, inovatif, dan berdaya saing tinggi di tingkat nasional maupun global.
Selain menandatangani MoU, Rektor Unhan RI juga berkesempatan menjadi pembicara dalam Thematic Discussion Session 2 Indonesia Green Energy Investment Dialogue 2025 yang diselenggarakan oleh KADIN dan KATADATA.
Dalam paparannya, Rektor Unhan RI membahas mengenai strategi dan tantangan dalam pengembangan energi hijau di Indonesia, dengan fokus pada ketahanan energi dan sistem pertahanan semesta. Target utama pembangunan lingkungan pada tahun 2045 adalah menuju ekonomi hijau dengan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 34-41% serta peningkatan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) di atas 80. Dunia akademik, khususnya perguruan tinggi, berperan penting dalam riset dan inovasi industri hijau, seperti desain material daur ulang, pengurangan limbah, serta penelitian energi baru terbarukan (EBT). Namun, tantangan utama dalam ketahanan energi mencakup ancaman militer maupun non-militer, termasuk krisis energi dan serangan siber. Untuk mengatasi hal ini, strategi ketahanan energi difokuskan pada konsep 4AS: Availability (ketersediaan), Accessibility (kemudahan akses), Affordability (keterjangkauan), dan Acceptability (penerimaan masyarakat), serta aspek keberlanjutan energi. Sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan industri masih menghadapi kendala seperti regulasi yang belum mendukung transparansi dan kolaborasi, serta kurangnya pendanaan riset di sektor industri. Universitas Pertahanan RI berperan dalam menyiapkan SDM
yang berkarakter, mandiri, dan kompeten untuk mendukung industri hijau, dengan berbagai program studi terkait ketahanan energi dan penelitian unggulan.
(Humas Unhan RI)