Jakarta – Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), Letnan Jenderal TNI (Purn.) Jonni Mahroza, S.I.P., M.A., M.Sc., Ph.D., menerima kunjungan Ketua Umum Asosiasi Biofarmasi dan Bahan Baku Obat (AB3O), Dr. Sudirman. Pertemuan ini menyoroti tantangan dan strategi untuk mencapai kemandirian industri biofarmasi di Indonesia, yang menjadi elemen penting dalam ketahanan kesehatan nasional. Kegiatan ini bertempat di Ruang Tamu Rektor Unhan RI, Gedung Ki Hajar Dewantara, Kampus Pascasarjana Unhan RI, Jl. Salemba No. 14, Jakarta Pusat, Senin (18/11).
Rektor Unhan RI dalam penerimaan kunjungan ini didampingi oleh, Wakil Rektor Bidang Kerjasama, Kelembagaan, Inovasi dan Teknologi Unhan RI, Mayor Jenderal TNI Dr. Ir. Susilo Adi Purwantoro, S.E., M.Eng.Sc., CIQnR., CIQaR., IPU., CIPA., ASEAN Eng.,Dekan Fakultas Farmasi Militer (FFM) Unhan RI, Prof. Dr. apt. Yahdiana Harahap, M.S., Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unhan RI, Brigadir Jenderal TNI Dr. dr. Amin Ibrizatun, M.A.R.S., dan Anjakdya Bidang Kerja Sama Roren Kermas, Kolonel Sus Dr. Samsul Bahari, M.Bus. sementara Ketua Asosiasi Biofarmasi, didampingi oleh Suaidi Sunanto.
Rektor Unhan RI, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi atas kunjungan ini serta, Menjelaskan secara singkat tentang perkembangan Unhan RI. Rektor Unhan RI juga menegaskan komitmen Unhan RI untuk mendukung pengembangan riset dan inovasi di sektor biofarmasi. Menurutnya, sinergi antara akademisi, industri, dan pemerintah menjadi kunci untuk mengatasi tantangan besar dalam mencapai kemandirian farmasi. Langkah ini dipandang penting untuk meningkatkan kesiapan Indonesia menghadapi ancaman kesehatan global di masa depan.
Ketua Umum Asosiasi Biofarmasi dan Bahan Baku Obat (AB3O), dalam penerimaan kunjungan ini menyampaikan ucapan terima kasih atas penyambutan Rektor Unhan RI beserta jajarannya. Ketua AB3O dalam kesempatan ini menjelaskan bahwa Indonesia masih sangat bergantung pada impor intermediate material untuk bahan baku farmasi, khususnya dari China. Kondisi ini menghambat daya saing industri lokal. Selain itu, ekosistem riset dan pengembangan (R&D) di Indonesia belum terintegrasi dengan baik. Kolaborasi antar universitas, lembaga penelitian, dan sektor swasta masih minim, sedangkan regulasi yang rumit sering kali memperlambat inovasi.
Pada diskusi ini juga menyoroti keberhasilan negara lain, seperti China dan India, dalam membangun industri farmasi yang kuat. China, melalui program “Make in China 2025,” telah menjadikan sektor farmasi sebagai prioritas strategis. Sementara itu, India, dengan predikat “apotek dunia,” memanfaatkan dukungan pemerintah berupa insentif pajak, subsidi, dan kebijakan jangka panjang. Strategi ini memungkinkan kedua negara menjadi pemain dominan di pasar global, yang relevan untuk dicontoh oleh Indonesia.
Untuk mendukung kemandirian biofarmasi nasional, beberapa strategi diusulkan, termasuk menetapkan obat dan bahan baku farmasi sebagai barang strategis dengan insentif fiskal khusus. Penguatan ekosistem R&D, penyediaan subsidi bahan baku lokal, serta mendorong transfer teknologi melalui kerja sama internasional juga menjadi poin penting. Selain itu, pemerintah diharapkan menyediakan stockpile strategis untuk mengantisipasi kebutuhan mendesak di sektor farmasi.
Rektor Unhan RI dalam kesempatan ini mengapresiasi paparan dan wawasan yang disampaikan oleh Ketua AB3O, dan berharap kunjungan ini dapat menjadi langkah awal untuk membangun kolaborasi yang lebih erat antara Unhan RI dan Asosiasi Biofarmasi, khususnya dalam menciptakan kebijakan dan inovasi yang mendukung kemandirian sektor biofarmasi. “Rektor Unhan RI optimis bahwa melalui kemitraan yang solid, dapat memperkuat kemampuan industri biofarmasi nasional sehingga mampu bersaing di pasar global dan memenuhi kebutuhan strategis bangsa, selain itu Harapan ini menandai komitmen bersama untuk mewujudkan ketahanan kesehatan yang lebih tangguh.
Kegiatan ini diakhiri dengan pelaksanaan pengisian buku tamu Rektor Unhan RI oleh Ketua AB30 dan dilanjutkan dengan foto bersama.
(Human Unhan RI).