Bogor – Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Laksamana Madya TNI Dr. Amarulla Octavian S.T., M.Sc., DESD., menjadi narasumber dalam Webinar melalui Video Conference (Vidcon) dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) tentang Keinsinyuran Pada Fakultas Teknik Militer di Universitas Pertahanan, Kamis (11/6).
Webinar ini juga menghadirkan Ketua Umum (PII) Dr. Ir. Heru Dewanto, IPU, dan host Webinar Ketua PII Learning Center Dr. Ir. Wahyu Saidi , M.Sc serta Dosen Universitas Pertahanan Kol. Dr. Ir. Yanif Dwi Kuntjoro, MSi.
Rektor Unhan dalam paparannya menerangkan, peran insinyur militer dalam perkembangan teknologi persenjataan di dunia, insinyur militer di negara lain dan benchmarking, kebutuhan insinyur militer di lingkungan TNI serta peran PII dalam mendukung pembentukan Fakultas Teknik Milter Unhan.
Rektor Unhan mengatakan, dimasa depan para insinyur militer, dapat memperjuangkan peperangan dengan cara yang lebih damai dengan senjata yang lebih cerdas yang melindungi kepentingan prajurit dan warga sipil.
Menurut Rektor Unhan insinyur militer memiliki peran yang sangat besar dalam perkembangan teknologi persenjataan. Teknologi persenjataan ini digunakan untuk bertahan atau pun untuk menyerang pihak yang mempunyai teknologi persenjataan yang lebih canggih, dan biasanya mempunyai peluang menang yang lebih tinggi.
Harapan Rektor Unhan, PII berperan mendukung pembukaan Fakultas Teknik Militer Unhan, dengan 4 (empat) prodi diantaranya teknik informatika, teknik elektro, teknik mesin dan teknik konstruksi bangunan militer, dan pengembangan Fakultas Teknologi Pertahanan Unhan melalui kegiatan Tridharma perguruan tinggi yang meliputi proses belajar mengajar, penelitian bersama, maupun program pengabdian kepada masyarakat.
Selanjutnya bekerjasama dalam penetapan standar profesi pendidikan keilmuan insinyur militer maupun standar keprofesian alumninya dalam rangka pengakuan atau sertifikasi keahlian. Menjadi mitra dalam menciptakan teknologi tepat guna dan penetapan standar kerekayasaan konstruksi / bangunan maupun karya-karya rekayasa lainnya.
Ketua Umum (PII) Dr. Ir. Heru Dewanto, IPU dalam kesempatannya menyampaikan bahwa Universitas Pertahanan mempunyai deferensiasi dengan Universitas lain dan perlu dijelaskan bahwa PII adalah organisasi profesi yang menjadi organisasi keinsinyuran dengan output personel yang unggul, memiliki daya saing di dunia Internasional dan outcomenya diharapkan mampu memajukan bangsa dan siap berkompetisi di tingkat global. PII memisahkan menjadi tiga golongan diantaranya sarjana tehnik, Insinyur berbagai profesi dan Insinyur profesional. Keinsinyuran sejatinya adalah tindakan mengubah dan merekayasa alam sesuai dengan kebutuhan manusia.
Hal ini dilakukan dengan akal budi dan semangat untuk memecahkan masalah yang hadir, dalam berbagai bentuk.
Menurutnya, insinyur Indonesia harus mampu menghadapi tantangan yang sebenarnya jauh lebih besar daripada negara lain, karena Indonesia adalah negara kepulauan yang luas. Insinyur Indonesia diharapkan dapat berkontribusi terhadap berbagai tantangan global, terutama di Era Industri 4.0 ini.