Bogor – Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) menggelar Konferensi Nasional Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) Abad Ke- 21, rangkaian Sidang Pleno ketiga hari kedua, membahas tentang “Strategi Pertahanan Militer dan Postur Pertahanan Militer”, bertempat di Aula Merah Putih Kampus Unhan RI, Kawasan IPSC Sentul-Jawa Barat. Selasa, (15/6).
Sidang Pleno Konferensi Nasional Sishankamrata dibuka oleh Ketua Konferensi Rektor Unhan RI Laksamana Madya TNI Prof. Dr. Amarulla Octavian.,S.T., M.Sc., DESD., CIQnR., CIQaR., IPU.
Setelah pembukaan Sidang Pleno, Konferensi Nasional Sishankamrata rangkaian acara dilanjutkan dengan Sidang Pleno membahas tentang “Postur Pertahanan Militer”, menghadirkan peserta delegasi dari Kemenhan, Mabes TNI, Mabes TNI AD, Mabes TNI AL, Mabes TNI AU, Kemenkeu, Bappenas, Kemenperin, PT. PAL, dan Prov. Kaltim, Rektor ITB.
Sishankamrata pada pembangunan postur ditujukan untuk tercapainya keterpaduan antara pertahanan militer dan nirmiliter yang meliputi kekuatan, kemampuan dan gelar pertahanan militer maupun nirmiliter. Pembangunan postur pada Komponen Utama, Komponen Cadangan Dan Komponen Pendukung ditujukan untuk mewujudkan kekuatan pertahanan militer yang handal dan mampu menghadapi berbagai bentuk ancaman. Pembangunan Komponen Utama (TNI) diarahkan untuk mewujudkan kekuatan pokok TNI dan transformasi sistem pertahanan militer yang modern dan profesional serta mendukung kebijakan Poros Maritim Dunia (PMD) melalui pembangunan Network Centric Warfare (NCW). Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung diarahkan dalam memperbesar kekuatan komponen utama pertahanan militer.
Pembangunan postur pertahanan nirmiliter diarahkan pada peningkatan peran Kementerian/Lembaga di luar bidang pertahanan dalam menghadapi ancaman nonmiliter, serta kemampuan pengelolaan sumber daya nasional. Postur Matra Darat meliputi Kekuatan Komponen Utama Matra Darat, Kekuatan Komponen Cadangan Matra Darat, Kekuatan Komponen Pendukung Matra Darat. Pembinaan kemampuan diselenggarakan untuk mewujudkan kesiapan dan kesiapsiagaan operasional satuan guna menghadapi setiap ancaman yang dilaksanakan melalui pembinaan kemampuan intelijen, tempur, dukungan, dan pembinaan teritorial. Pembinaan kemampuan intelijen ditujukan pada terwujudnya kemampuan penyelidikan, pengamanan, dan penggalangan yang efektif dan efisien untuk melaksanakan kegiatan/operasi intelijen dalam rangka mendukung tugas TNI AD. Pembinaan kemampuan tempur merupakan totalitas dari fungsi utama pertempuran sebagai bagian dari strategi militer matra darat dengan mewujudkan kemampuan Intelijen Pertempuran, manuver, tembakan perlindungan, komando pengendalian dan informasi serta dukungan.
Kemampuan dukungan adalah segala usaha, pekerjaan, dan kegiatan yang digunakan untuk mendukung kekuatan matra darat melalui diplomasi, penguasaan teknologi, dan kemampuan Komando, Kendali, Komunikasi, Komputer, Intelijen, Pengamatan, dan Pengintaian (K4IPP). Kemampuan pembinaan teritorial merupakan totalitas dari fungsi utama pembinaan teritorial sebagai bagian dari strategi militer matra darat. Kemampuan tersebut dititikberatkan pada penyiapan prajurit dan satuan TNI AD agar memiliki kemampuan untuk mengelola geografi, demografi, dan kondisi sosial didukung informasi teritorial secara profesional, proporsional, dan berkesinambungan untuk mewujudkan ruang, alat, dan kondisi (RAK) juang yang tangguh melalui kemanunggalan TNI dan rakyat sesuai Sishankamrata. Adapun tolak ukur keberhasilan dari kemampuan pembinaan teritorial dapat dilihat dari beberapa hal yaitu Sikap Teritorial, Lima Kemampuan Teritorial, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Pembinaan Teritorial (Sisrendal Binter), dan Ketatalaksanaan Pembinaan Teritorial (Talak Binter).
Kemampuan Pertahanan Militer TNI Angkatan Laut dengan melaksanakan peran dan fungsi mampu menghadapi berbagai kemungkinan ancaman (ancaman militer dan hibrida), meliputi Kemampuan Intelijen Martim (Intelmar), Kemampuan Pertahanan Menyelenggarakan strategi dan taktik pertempuran di laut diwujudkan dalam bentuk peperangan laut, proyeksi kekuatan, kehadiran di laut, penangkalan, peperangan khusus, dan angkutan laut militer yang diproyeksikan dalam empat gelar operasi gabungan utama TNI Angkatan Laut.
Wujud pengerahan kekuatan dalam bentuk distribusi kekuatan pada medan lapis pertahanan di laut maupun daerah vital dan rawan selektif, antara lain Gelar Permanen (Deployment) merupakan gelar kekuatan yang bersifat tetap yang menjadi basis kekuatan untuk mengantisipasi poros ancaman, Gelar Manuver (Employment) melibatkan seluruh komponen SSAT (KRI, Pesud, Marinir, dan Pangkalan) secara dinamis, baik sendiri maupun bersama-sama.
Proyeksi kemampuan TNI AU sebagai Komponen Utama Pertahanan Militer Matra Udara memperhatikan ancaman militer, nonmiliter, dan hibrida berbasis kecanggihan teknologi informasi, Artificial Intelligence (AI), senjata kimia, biologi, radiologi, nuklir dan bahan peledak (Chemical, Biological, Radiological, Nuclear and Explosive/CBRNE). Untuk mengatasi ancaman-ancaman tersebut, TNI AU membangun 12 kemampuan yakni Kemampuan Diplomasi, Intelijen, Penyerangan, Pertahanan, Khusus, Pengamanan, Dukungan, Integrasi Komunikasi dan Informasi, Siber, Perang Elektronika, Pemeliharaan, serta Pemberdayaan Wilayah Pertahanan Udara. Seluruh kemampuan tersebut diselenggarakan melalui 8 Operasi Udara TNI AU didukung kemampuan pemeliharaan Alat Utama Sistem Senjata (Alpalhankam) melalui pembangunan kemampuan reverse engineering.
Sasaran kemampuan TNI AU difokuskan pada pengerahan Sumber Daya Nasional (SDN) yang dimiliki TNI AU maupun SDN di luar TNI AU guna mendukung 12 kemampuan TNI AU secara optimal yang tidak hanya membina kemampuan dan kekuatan namun juga mampu menggandakan kemampuan dan kekuatan TNI AU yang bersinergi dengan kemampuan dan kekuatan Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung dalam penyelenggaraan Operasi Militer untuk Perang (OMP) pada spektrum Darurat Militer dan Keadaan Perang.
Konferensi Nasional Sishankamrata selama lima hari dari tanggal 14-18 Juni 2021 diikuti oleh pejabat dari Kementerian/ Lembaga, Pemda, Mabes TNI dan Angkatan serta Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS).