Jakarta – Universitas Pertahanan (Unhan) menyelenggarakan seminar bersama Ikatan Alumni Pertahanan Indonesia – Australia (Ikahan) dipimpin oleh Rektor Unhan Letjen TNI (Purn) Dr. I Wayan Midhio M.Phil bertempat di hotel Fourseasons Jakarta. Selasa (6/2)
Seminar yang mengangkat Defence Diplomacy : Confidence Building and Practical Responses” menghadirkan pembicara Dr. Greg Raymond, PhD, MA, BSc, Dip Ed dari Australian National University (ANU), Dosen Unhan Mayjen TNI Mar (Purn) Dr. Syaiful Anwar, M.Bus, dan Kolonel Sus Dr, Rudy AG Gultom,M.Sc serta Major Michael Cook dari Australian Army.
Dalam amanatnya Rektor Unhan mewakili Menhan menyampaikan bahwa tema kali ini sangat relevan dengan dinamika isu-isu keamanan regional maupun global yang terjadi pada saat ini sehingga diperlukan langkah-langkah diplomasi pertahanan yang harus ditempuh oleh suatu negara untuk membangun rasa saling percaya dalam rangka menciptakan stabilitas dan keamanan baik global maupun regional.
Pada sesi awal seminar, Dr. Greg Raymond, PhD,MA,BSc,Dip Ed dari Australian National University menyampaikan pokok pembahasan tentang “Defence Diplomacy: Australian Priorities and Objectives” meliputi perkembangan pertahanan diplomasi, Pertahanan diplomasi dalam suasana taktis dan Pertahanan diplomasi di tingkat strategis di IndoPasifik.
Dilanjutkan pemaparan sesi berikutnya oleh Mayjen TNI Mar (Purn) Dr. Syaiful Anwar, M.Bus dengan topik Diplomasi Difence: Prioritas Indonesia dan tujuan, pembahasan tentang Pemahaman kita mengenai diplomasi pertahanan, Beberapa pertimbangan sebagai dasar diplomasi pertahanan Indonesia dan Prioritas dan tujuan diplomasi pertahanan Indonesia.
Pemaparan pada sesi terakhir disampaikan oleh Kolonel Sus Dr, Rudy AG Gultom,M.Sc, yang menyajikan Studi kasus “protecting national critical infrastructure, how ready we are?” dipaparkan Infrastruktur kritis Nasional yang rentan dari berbagai serangan-serangan dunia maya. Diperlukan strategi keamanan Maya Nasional dan Kebijakan. Disebutkan bahwa, infrastruktur kritis Nasional (OBVITNAS/objek yang Vital Nasional) harus dilindungi dari serangan-serangan maya/perang Maya. Semua pemangku kepentingan harus berkolaborasi “ditangan” dalam melindungi obyek vital nasional (obvitnas), termasuk didalamnya Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN yang merupakan lembaga sektor terkemuka yang menangani cyber. Dengan demikian diperlukan kerjasama pertahanan maya (Cyber Defense diplomasi atau kerjasama internasional untuk mengatasi serangan cyber).
Seminar bersama Unhan dengan Ikahan mendapat antusias dari para peserta seminar, hal ini ditandai dengan banyaknya pertanyaan yang disampaikan oleh para peserta seminar. Seminar dihadiri oleh para pejabat di lingkungan Unhan, Kemhan, Mabes TNI dan para alumni pertahanan Indonesia – Australia serta mahasiswa Unhan. Pada akhir kegiatan seminar Unhan –Ikahan ditutup oleh Atase Pertahanan Australia untuk Indonesia Commodore Bob Plath, dalam pidato penutupnya disampaikan bahwa kegiatan seminar ini sebagai wadah untuk untuk menjalin kerjasama Indonesia dan Autralia di bidang Pertahanan, kegiatan seminar ini ditutup dengan pemberian cenderamata dan sertifikat kepada peserta seminar. (Ags)
Authentikasi : Kabag Humas Unhan.