Bogor – Universitas Pertahanan (Unhan) Fakultas Strategi Pertahanan (FSP) Program Studi Peperangan Asimetris gelar acara Focus Group Discussion (FGD) Pusat Studi Peperangan Asimetris dengan tema “Krisis Teror di Marawi dan Implikasinya Terhadap Stabilitas Keamanan Nasional Indonesia” bertempat di kampus Unhan, gedung Auditorium, Kawasan IPSC Sentul – Bogor. Rabu, (16/8)
Acara ini mendatangkan Direktur Kerjasama Multilateral Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Andhika Chrisnayudhanto, S.IP, MA sebagai keynote speech dan Narasumber dari Guru Besar Universitas Padjajaran (Unpad) Prof. Drs. Yanyan Mochamad Yani, MAIR., Ph.D serta Dr. Andi Widjajanto, S.Sos, M.Sc
Acara ini dibuka oleh Rektor Unhan Letjen TNI Dr. I Wayan Midhio, M.Phil. Dalam sambutannya mengenai tema ini, pemberontakan di Marawi berpotensi membangkitkan sel-sel tidur teroris di Indonesia. Apabila tidak ada langkah pencegahan, sel-sel tidur yang sudah terafiliasi dengan ISIS tersebut dapat melebur dan menjadi radikal karena itu, di samping pengamanan di dalam negeri, Indonesia juga menggalang kerjasama dengan Filipina dan Malaysia untuk melakukan Patroli gabungan di perairan lepas pantai kepulauan Mindanao.
Rektor berharap, kita semua mendapatkan tambahan wawasan tentang kondisi terkini terkait krisis terorisme di kawasan Asia Tenggara, selanjutnya dapat menemukan pola bagaimana mengantisipasi ancaman yang muncul di Indonesia sebagai dampak dari hal tersebut, serta bersama – sama menemukan solusi yang tepat untuk menghadapinya.
Acara FGD kali ini tidak hanyabdihadiri oleh mahasiswa Prodi Peperangan Asimetris tetapi dihadiri juga oleh para pejabat esselon I,II dan III Unhan.