Bogor – Rektor Universitas Pertahanan yang diwakili oleh Wakil Rektor I Bid. Akademik dan Kemahasiswaan Unhan Mayjen TNI Sudibyo, S.E., D.S.S., M.Si, menerima kehadiran Prof.Rory Medcalf dari National Security College, Autralian National University, dalam rangka kuliah umum dengan tema “Prosperity and Security Australian Views of Indo-Pasific”, kegiatan penerimaan delegasi Australian National University ini berlangsung di Gedung Rektorat Unhan, Kampus Bela Negara Komplek IPSC-Sentul. Rabu (20/2).
Dalam Courtesy Call di gedung Rektorat, Wakil Rektor I Unhan didampingi oleh Kasatwas Unhan Marsda TNI Taufik Hidayat, S.E, Ketua LP2M Megy Magdalena L, S.H., M.H, Dekan FSP Mayjen TNI Dr. Hipdizah, S.Adm., M.si, Ketua LP3M Laksda TNI Dr. Drs. Ir. Suyono Thamrin, M.Eng.Sc, Dekan Kamnas Laksda TNI Dr. Siswo Hadi Sumantri, S.T., M.MT, Dekan FTP Romie Oktovianus Bura, B.Eng (Hons)., MRAeS, Ph.D, Warek II Unhan Brigjen TNI Lasmono, M.Si(Han) dan Kepala Biro Akademik Unhan Brigjen TNI Agus Winarna, S.I.P., M.Si., M.Tr (Han), sementara tim delegasi Australian National University terdiri dari Prof.Rory Medcalf didampingi oleh dua orang staff dari kedutaan Australia
Dalam pembukaan kegiatan kuliah umum ini, Wakil Rektor I Unhan membacakan sambutan Rektor Unhan, agar seluruh civitas akademika Unhan, dapat menyimak dengan sungguh-sungguh, serta mengajukan pertanyaan untuk lebih memantapkan
pemahaman dan membuat catatan intisari sebagai bekal dan acuan guna menunjang perkuliahan, serta sebagai wahana untuk berbagi pengetahuan tentang perkembangan di kawasan Indo-Pasific.
Mengawali kuliah umum ini, Prof.Rory Medcalf menjelaskan pengertian tentang sistem strategik mencakup networking, kebijakan, kemampuan, strategi geografis pengaturan untuk hubungan kekuasaan dan kemajuan atau perlindungan Nasional serta untuk kepentingan ekonomi link-perdagangan, investasi, hubungan keamanan infrastruktur-Kemitraan.
Latar belakang terbentuknya Indo-Pasific yang disebabkan hubungan kemaritiman dari dua kawasan kelautan yang berbeda, kepentingan ekonomi sebagai langkah stategik, Indo-pasific sebagai kawasan multipolaritas (ruang bersama antar negara diberbagai kawasan), dinilai sangat penting (Center of Gravity), Indo-Pasific sebagai saranan penghubung yang cepat untuk jalan utama geo-ekonomi.
Dalam kuliahnya Prof. Rory menjelaskan tentang kedudukan geografis Australia dikancah dunia dari era prasejarah australia merupakan bagian dari sejarah Asia yang tengelam, memasuki era kolonial dan sesudahnya, diawali terjadinya perang pasifik 1941-1945 yang menyebabkan hubungan dengan negara di kawasan Asia bersifat terbatas.
Pada tahun 1993 sebagai titik etape awal Australia membangun kerjasama dengan Negara di kawasan Asia, hingga pada tahun 2005 melalui East Asia Summit; US-India partnership goes nuclear , Australia kembali ikut dalam Indo-Pasific, yang dilanjutkan dengan etape ke dua dengan adanya The US pivot: Indo-Pacific in part, pada 2013 Origins of BRI; Australian Defence White Paper goes officially Indo-Pacific, hingga pada tahun 2018 Indonesia guides ASEAN to an Indo-Pacific stance.
Lebihlanjut dalam kuliah umumnya dijelaskan juga tentang Posisi Australia dalam kompetisi strategis regional yang meliputi aspek Geopolitik, Aspek Saling mendukung jaringan pengaturan minilateral (AS, Jepang, India, Indonesia, Prancis, dan lainnya) dan multilateralisme inklusif yang dirancang untuk menghormati hak dan kepentingan semua negara (KTT Asia Timur, lembaga lain yang berpusat pada ASEAN) cakupan untuk lebih banyak kemitraan Australia-Indonesia, Aspek Geostrategis ditinjau dari pentingnya geografi Australia dalam dinamika strategis regional; jarak dan kedekatan, selain itu Aspek kesadaran domain maritim sebagai keuntungan dan tanggung jawab dalam pengawasan maritim, termasuk untuk sekutu dan mitra
Mengakhiri kuliah umumnya Prof. Rory menjelaskan untuk membangu kawasan Indo-Pasific diperlukan strategi mencakup Stability (stabilitas), prosperity (Kemakmuran), predictability (prediktabilitas), rules (Aturan), respect (Saling menghormati), non-coercion (tanpa paksaan), Capabilities (Kemampuan), interests (daya Tarik), willingness to cooperate Diplomacy (Kesediaan untuk bekerja sama Diplomasi dan pencegahan), capability (Kemampuan) and credibility (Kredibilitas)
Kegiatan kuliah umum ni diwarnai dengan tanya jawaba antara civitas akademika Unhan dengan narasumber meliput isu keamanan di kawasan Indo-Pasific terkait dengan pembangunan pangkalan di wilayan Papua Nugini.
Kuliah umum ini dihadiri oleh seluruh pejabat Eselon I,II,III dan IV Unhan serta diikuti oleh 268 orang mahasiswa Unhan, dan diakhiri dengan pemberian cinderamata serta foto bersama dengan seluruh peserta kuliah umum. (Anh)
Authentifikasi: Kabag Humas Unhan