Bogor – Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), Letnan Jenderal TNI (Purn.) Jonni Mahroza, S.I.P., M.A., M.Sc., Ph.D., diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Kerjasama, Kelembagaan, Inovasi, dan Teknologi, Brigadir Jenderal TNI Helda Risman, M.Han., CIQaR., didampingi oleh Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Unhan RI, Mayor Jenderal TNI Dr. dr. Prihati Pujowaskito, Sp.JP(K)., FIHA., M.M.R.S., serta Dekan Fakultas Farmasi Militer (FFM), Prof. Dr. apt. Yahdiana Harahap, M.S., menerima audiensi dari Direktur Umum Puskesad TNI AD, Kolonel Ckm dr. Ponco Darmono, Sp.B., Kepala Lembaga Biologi Vaksinasi (Labiovak) Puskesad TNI AD, Kolonel Ckm apt. Riboed Soemargo, S.Si., dan staf Mayor Ckm apt. Yogi Ertanto, M.Biotech. Audiensi ini bertujuan untuk memperkuat pengembangan ekosistem riset dan produksi vaksin. Acara berlangsung di Ruang Tamu Rektor, Lantai 2 Gedung Rektorat, Kampus Utama Bela Negara Unhan RI, Sentul, pada Selasa (31/12).
Wakil Rektor Bidang Kerjasama, Kelembagaan, Inovasi, dan Teknologi, Brigadir Jenderal TNI Helda Risman, M.Han., CIQaR., menyampaikan apresiasi atas kunjungan dari Kepala Labiovak Puskesad TNI AD. Dalam sambutannya, Wakil Rektor menegaskan pentingnya kolaborasi strategis untuk mendukung kemandirian pertahanan biologi nasional. Sinergi riset dan produksi vaksin dinyatakan sebagai prioritas utama dalam penguatan ekosistem pertahanan kesehatan Indonesia, seiring dengan tantangan global di bidang kesehatan dan pertahanan.
Dirum Puskesad TNI AD, Kolonel Ckm dr. Ponco Darmono, Sp.B., dalam audiensi ini menjelaskan peran penting Labiovak Puskesad TNI AD sebagai bagian integral dari Puskesad TNI AD dalam produksi dan penyediaan vaksin serta obat-obatan untuk kebutuhan kesehatan.
Paparan yang disampaikan oleh Kepala Labiovak Puskesad TNI AD, Kolonel Ckm apt. Riboed Soemargo, S.Si., memaparkan kemampuan Labiovak, termasuk laboratorium BSL-3 yang digunakan untuk desain vaksin berbasis imunoinformatika dan kapasitas produksi hingga 20 juta dosis vaksin per tahun. Keberhasilan Labiovak dalam memproduksi lebih dari 1 juta dosis vaksin Hepatitis B serta pelaksanaan riset biodefense yang meliputi uji klinis dan pengembangan imunomodulator juga menjadi poin strategis yang diangkat.
Audiensi ini menghasilkan beberapa rencana kolaboratif, termasuk pembentukan tim pilot proyek penelitian sebagai langkah awal untuk mengembangkan produk riset bersama. Selain itu, rencana pembentukan konsorsium penelitian dan pengembangan di bidang vaksin dan biodefense juga menjadi bagian dari diskusi, melibatkan Labiovak, Unhan RI, serta mitra strategis lainnya.
Sinergi ini diharapkan mampu memperkuat ekosistem pertahanan kesehatan yang adaptif dan berkelanjutan. Kolaborasi yang melibatkan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan serta Fakultas Farmasi Militer Unhan RI akan mendukung penelitian inovatif dalam meningkatkan kapasitas produksi vaksin nasional dan mendorong terciptanya kemandirian kesehatan berbasis pertahanan biologi.
Kegiatan audiensi ini diakhiri dengan pelaksanaan sesi foto bersama.
(Humas Unhan RI).