Bogor – Direktur Pascasarjana Unhan RI, Mayor Jenderal TNI Dr. Joni Widjayanto, S.Sos, M.M., CIQnR., CIQaR., CIPA., selaku Ketua Sidang Terbuka, menetapkan Dr. Theo L Sambuaga sebagai Doktor Ilmu Pertahanan Unhan RI Ke-38, setelah memaparkan disertasinya yang berjudul ” Strategi Indonesia dalam Menegakkan Hak Berdaulat di Zona Ekonomi Eksklusif di Laut Natuna Utara dalam Rangka Implementasi Mandala Pertahanan Negara “. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Rektor Unhan RI, Letnan Jenderal TNI Jonni Mahroza, Ph.D., bersama Ketua Dewan Guru Besar Laksamana TNI (Purn.) Prof. Dr. Marsetio, S.Sos., M.M., didampingi pejabat tinggi Unhan RI, bertempat di Gedung Aula Merah Putih, Kampus Utama Bela Negara, Unhan RI, Sentul, Kamis (21/10).
Dalam sidang Disertasinya Dr. Theo L Sambuaga, dipromotori oleh Laksamana Madya TNI (Purn.) Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian, M.Sc., DESD., ASEAN Eng., didampingi Co-Promotor I Marsekal Muda TNI (Purn.) Prof. Dr. Ir. A Adang Supriyadi, ST., M.M., IPU., ASEAN Eng., dan Co-Promotor II Mayor Jenderal TNI (Purn.) Dr. I Gede Sumertha KY, PSC., M.M.
Sementara Direktur Pascasarjana Unhan RI sebagai Ketua Sidang sekaligus sebagai Penguji Internal I didampingi oleh Penguji Internal II Prof. Dr. Irdam Ahmad, M.Stat., Penguji Internal III Mayor Jenderal TNI (Purn.) Dr.rer.pol. Rodon Pedrason, M.A., Penguji Internal IV dan Sekretaris Sidang Kolonel Arm Dr. Robby Mochamad Taufik, S.Pd., M.P., M.Han., Penguji Eksternal I Prof. Dr. Eddy Pratomo, S.H, M.A., dan Penguji Eksternal II Prof. Dr. Alelsius Jemadu, Ph.D.
Dari hasil penelitiannya Dr. Theo L. Sambuaga, menyarankan untuk mengembangkan strategi kombinasi hard power dan soft power, atau yang dikenal sebagai pendekatan smart power, sebagai opsi efektif dalam penyelesaian damai konflik. Penelitian ini menyoroti peran penting aktor non-pemerintah, seperti organisasi non-pemerintah, lembaga penelitian, media, dan perusahaan swasta, dalam hubungan antarnegara modern. Di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian menekankan perlunya membangun suasana saling percaya dan keterbukaan untuk mendorong penyelesaian konflik secara damai.
Dalam konteks implementasi, Dr. Theo L Sambuaga merekomendasikan peningkatan upaya Indonesia untuk mempercepat perundingan Code of Conduct of Parties in the South China Sea (COC SCS) dengan memanfaatkan peran organisasi non-pemerintah dan advokasi pada tingkat internasional. Selain itu, penelitian menekankan pentingnya peningkatan kemampuan pertahanan Indonesia di wilayah Laut Natuna Utara dan Provinsi Kepulauan Riau untuk menjaga keamanan serta menghadapi potensi ancaman. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa strategi kombinasi diplomasi dan pertahanan menjadi yang paling efektif dalam menegakkan hak berdaulat Indonesia di Zona Ekonomi Eksklusif.
Kegiatan sidang terbuka ini turut dihadiri oleh Pejabat Eselon I dan II Unhan RI, serta keluarga dan tamu undangan Promovendus.
(Humas Unhan RI)