Bogor – Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), Letnan Jenderal TNI (Purn.) Jonni Mahroza, S.I.P., M.A., M.Sc., Ph.D., diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Kerjasama, Kelembagaan, Inovasi, dan Teknologi, Unhan RI, Mayor Jenderal TNI Helda Risman, M.Han., CIQaR., bersama Wakil Rektor Bidang Akademik dan Perencanaan, Laksamana Muda TNI Dr. Ir. Agus Adriyanto, S.T., M.M., ASEAN Eng., menerima kunjungan Ketua delegasi Kursus Staf dan Komando Gabungan Malaysia / Malaysian Command and Staff Course Joint (MCSCJ), Brigadir Jenderal Zamsari bin Abu Hasan, yang didampingi Mayor Jenderal (Purn.) Dato’ Dr Mohd Kenali bin Basiron (HOD TBC), beserta 9 orang Staf dan 64 orang Perwira Siswa MCSCJ. Kegiatan kunjungan ini dalam rangka silaturahmi dan mengenal lebih dalam Unhan RI, serta pemaparan tentang “Strategic Alliances And Security Partnerships In The Asia-pacific: A Growing U.S Influence, The Growing Influence of the United States – ASEAN’s Strategic Response oleh Dosen Strategi Perang Semesta, Fakultas Strategis Pertahanan Unhan RI, Kolonel Inf (Purn.) Dr. Almuchalif Suryo, S.I.P., M.A. Kegiatan berlangsung di Ruang Teater, lantai 2 Gedung Auditorium, Kampus Utama Bela Negara Unhan RI, Sentul, Rabu (23/4).
Rektor Unhan RI dalam sambutannya yang dibacakan oleh Wakil Rektor Bidang Kerja Sama, Kelembagaan, Inovasi, dan Teknologi Unhan RI, menegaskan komitmen visi Unhan RI untuk terus menjadi pusat unggulan dalam kajian pertahanan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Beliau juga menyoroti pentingnya respons terhadap berbagai tantangan global seperti terorisme, keamanan siber, maritim, dan pandemi dengan pendekatan yang kolaboratif dan adaptif. Selain itu, penguatan kerja sama regional dan internasional, khususnya dengan Malaysia, dinilai sangat strategis dalam membentuk arsitektur keamanan kawasan Indo-Pasifik yang tangguh dan inklusif.
Rektor Unhan RI juga mendorong pengembangan inisiatif akademik dan praktis melalui program pertukaran pelajar, penelitian bersama, serta pembentukan program multidisiplin yang dirancang untuk melahirkan pemimpin militer dan sipil dengan pemikiran strategis. Dalam kerangka tersebut, Rektor Unhan RI menekankan pentingnya kolaborasi nyata antara institusi melalui berbagai program bersama seperti joint research dan student exchange. Rektor Unhan RI juga menekankan Pendidikan pertahanan, harus menjadi bagian integral dari solusi atas persoalan keamanan regional dan global yang semakin kompleks dan multidimensi.
Dalam kesempatan yang sama, Brigadir Jenderal Zamsari bin Abu Hasan menyampaikan apresiasi yang tinggi atas sambutan hangat dari pihak Rektor Unhan RI beserta jajarannya. Beliau menegaskan bahwa tujuan utama kunjungan delegasi MCSCJ ke Indonesia adalah untuk menganalisis pengaruh strategis dan geopolitik Amerika Serikat di kawasan Asia-Pasifik, mendiskusikan strategi keamanan kawasan dalam merespons dinamika kekuatan global, serta mengevaluasi dampak kebijakan AS terhadap stabilitas dan kepentingan strategis ASEAN.
Ketua Delegasi MCSCJ juga menyampaikan kunjungan ini sebagai suatu kehormatan dapat berdiskusi dengan para pemikir strategis Indonesia, serta antusiasme mereka dalam membangun dialog akademik yang berkelanjutan. Ketua Delegasi MCSCJ juga menyambut baik peluang kerja sama konkret melalui program pertukaran pelajar, riset bersama, serta penyelenggaraan konferensi akademik bilateral sebagai langkah nyata mempererat hubungan antara kedua institusi pertahanan.
Kegiatan ini dilanjutkan dengan sesi pemaparan akademik oleh Kolonel Inf (Purn.) Dr. Almuchalif Suryo, S.I.P., M.A., yang menyoroti dinamika strategis kawasan Asia-Pasifik yang tengah mengalami pergeseran signifikan akibat meningkatnya pengaruh Amerika Serikat melalui berbagai bentuk kerja sama seperti Quad, AUKUS, dan perjanjian bilateral. Tantangan utama yang diangkat adalah kemampuan ASEAN dalam mempertahankan sentralitasnya di tengah intensifikasi rivalitas kekuatan besar di kawasan.
Sesi tanya jawab berlangsung dinamis dengan dipandu langsung oleh Prof. Dr. Raziah binti Abdul Rahim, Guru Besar dalam bidang Kajian Pertahanan dan Manajemen Nasional di Universiti Pertahanan Nasional Malaysia (UPNM). Berbagai pertanyaan dari peserta delegasi yang mencakup isu geopolitik global, adopsi teknologi pertahanan seperti drone dan kecerdasan buatan (AI), serta posisi strategis ASEAN dalam menghadapi tekanan eksternal.
Delegasi Malaysia menyoroti bagaimana Indonesia menjaga keseimbangan hubungan antara Amerika Serikat dan China, termasuk kontribusi alumni militer Indonesia yang banyak menempuh pendidikan di AS. Peserta dari India dan Australia menyoroti strategi pertahanan kawasan dan kapasitas pengambilan keputusan ASEAN dalam merespons dinamika krisis. Unhan RI menegaskan komitmennya dalam mendorong riset berbasis isu kontemporer seperti konflik Rusia-Ukraina dan keamanan maritim.
Dalam sesi penutup, Kolonel Inf (Purn.) Dr. Almuchalif Suryo, S.I.P., M.A. menekankan pentingnya implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) yang telah diterima ASEAN sejak 2019, namun hingga kini belum berjalan optimal. AOIP dinilai sebagai kerangka strategis untuk mentransformasi kawasan dari potensi konflik menjadi arena kerja sama yang inklusif. Dengan menekankan diplomasi kolektif dan prinsip non-alignment, Unhan RI mengajak seluruh peserta untuk memandang kawasan sebagai ruang kolaboratif dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan. Sesi ditutup dengan apresiasi kepada narasumber atas kontribusinya dalam memperkaya wawasan strategis para peserta.
Kegiatan ini turut dihadiri langsung oleh sejumlah pejabat Perwira Tinggi dan Menengah Unhan RI dan diakhiri dengan saling memberikan cinderamata dan pelaksanaan foto bersama.
(Humas Unhan RI)