Jakarta – Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), Letnan Jenderal TNI (Purn.) Jonni Mahroza, S.I.P., M.A., M.Sc., Ph.D., diwakili Dekan Fakultas Keamanan Nasional (FKN) Unhan RI, Mayor Jenderal TNI Dr. Ir. Pujo Widodo, S.E., S.H., S.T., M.A., M.Si., M.D.S., M.Si. (Han) selaku Ketua penyelenggara Pelatihan secara resmi menutup kegiatan Pelatihan Peralatan Pendidikan dan Latihan (Diklat) Keamanan Maritim yang diselenggarakan oleh Fakultas Keamanan Nasional (FKN) Unhan RI dibawah Koordinator Kaprodi Magister Keamanan Maritim Fakultas Keamanan Nasional Unhan RI, Kolonel Laut (KH) Dr. Panji Suwarno, S.E., M.Si., CIQnR. Pelatihan ini merupakan bagian dari program pengadaan peralatan pendidikan dan latihan untuk keamanan maritim yang dicanangkan oleh Unhan RI dalam rangka mendukung modernisasi Alutsista, Non-Alutsista, dan Sarana Prasarana Pertahanan pada Tahun Anggaran (TA) 2024. Kegiatan penutupan berlangsung secara hybrid, dengan format daring dan luring, yang terpusat di Ruang Rapat Lantai 8, Kampus Pascasarjana Unhan RI, Jl. Salemba Raya No. 14, Jakarta Pusat, Jum’at (8/11).
Kegiatan ini dihadiri oleh pejabat Unhan RI yaitu Dekan Fakultas Strategi Pertahanan Unhan RI, Mayor Jenderal TNI Dr. Oktaheroe Ramsi, S.IP., M.Sc., Wakil Direktur Bidang Keuangan dan Umum Pascasarjana Unhan RI, Brigjen Mar TNI Rachmat Djunaidy, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Keamanan Nasional Unhan RI, Brigjen TNI Dr. Mitro Prihantoro, S.AP., M.Sc., Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan (Karo AK) Unhan RI, Brigjen TNI Yudianto Putrajaya, S.E., M.M., Kepala Biro Perencanaan, Kerjasama, dan Hubungan Masyarakat (Karo Renkermahumas) Unhan RI, Brigjen TNI Basuki Darmawan, S.Pd., M.Ed., Kapusbang Monev Lembaga Pengembangan Pertahanan Negara Unhan RI Kolonel Laut (S) Dr. Asep Iwa Soemantri, S.E., M.M., M.Tr.Opsla., CIQaR., CIIQA., mewakili Kepala LPPN Unhan RI, Kaprodi Magister Manajemen Bencana Fakultas Keamanan Nasional Unhan RI, Kolonel Caj Dr. Kusuma, M.Si., Dosen Tetap Prodi Damai dan Resolusi Konflik Fakultas Keamanan Nasional Unhan RI, Kolonel Caj Dr. Arifuddin Uksan, S.Ag., M.Ag., CIQnR., Kaprodi Magister Strategi Pertahanan Laut Fakultas Strategi Pertahanan Unhan RI, Kolonel Laut (T) Tasdik Mustika Alam, S.Si., M.T., M.Tr.Opsla., CHRMP.
Sementara Direktur PT. Solusi Intek Indonesia Victor Yahya, diwakili oleh Koordinator Project Manager PT. Solusi Intek Indonesia, Endar Setiadi dan Project Manager PT. Solusi Intek Indonesia Yussie Novitasari, beserta tim pelatihan dari Satuan Pemantauan Eksekusi dan Control Risiko Operasi Maritim.
Dekan FKN Unhan RI dalam sambutannya menyampaikan pentingnya education dan training dalam meningkatkan readiness personel menghadapi ancaman pertahanan modern. Pendidikan di sini dimaksudkan untuk memperdalam theoretical understanding, sementara pelatihan lebih menekankan pada intensive practical application. Dengan dukungan teknologi terbaru dan fasilitas pelatihan modern, Unhan RI berupaya memastikan kesiapan optimal baik dalam Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan) maupun Non-Alutsista guna mendukung stabilitas pertahanan nasional.
Terkait perkembangan ancaman global, Dekan FKN Unhan RI menyoroti perubahan signifikan dalam karakteristik perang, yang kini memasuki era perang generasi kelima atau “Fifth Generation Warfare (5GW)”. Dijelaskan bahwa bila era perang generasi ke empat “Fourth Generation Warfare (4GW)”, masih berfokus pada perebutan “Center of Gravity” melalui pengaruh ideologi dan aktor non-negara, 5GW lebih banyak mengandalkan advanced technology dan digital attacks untuk melemahkan pihak lawan tanpa keterlibatan fisik langsung. Pada 4GW, keberhasilan sering kali ditentukan oleh kemampuan dalam merebut hati dan pikiran publik melalui effective propaganda.
Di era Fifth Generation Warfare (5GW), penggunaan artificial intelligence (AI), sistem digital, dan remote-operated automation technology, seperti drones dan senjata yang dikendalikan melalui jaringan komputer, menjadi kunci. Teknologi ini memungkinkan kendali penuh atas serangan digital yang bahkan dapat dilakukan tanpa terdeteksi langsung oleh musuh.
Dalam contoh konflik saat ini, seperti antara Rusia dan Ukraina serta ketegangan Israel-Hamas, penerapan teknologi ini makin terlihat. Teknologi digital dan satelit memainkan peran besar, di mana operasi militer dapat dikendalikan dari jarak jauh. Drone udara dan laut yang dikendalikan jaringan komputer memungkinkan serangan presisi tanpa peringatan, yang membuat musuh sulit melacak atau merespons secara langsung. Negara yang tidak menguasai teknologi digital menjadi rentan terhadap potensi serangan dari luar.
Dekan FKN Unhan RI juga menyoroti perubahan dalam dinamika global, yang berpotensi meningkatkan ketegangan di wilayah-wilayah strategis. Situasi ini menuntut setiap negara untuk lebih waspada dalam menjaga stabilitas dan posisi di tengah meningkatnya eskalasi konflik internasional.
Lebih lanjut, Dekan FKN Unhan RI menekankan pentingnya peralatan non-Alutsista dalam memperkuat sistem pertahanan nasional, seperti maritime surveillance systems yang dapat mendeteksi kapal-kapal asing atau ilegal di perairan Indonesia. Teknologi ini dirancang untuk mengatasi ancaman seperti illegal fishing, penyelundupan, perdagangan manusia, dan imigrasi ilegal. Kemampuan real-time tracking memungkinkan pemantauan pergerakan kapal asing, yang kemudian diinformasikan kepada TNI Angkatan Laut untuk tindakan lebih lanjut. Dengan demikian, teknologi ini diharapkan dapat menjaga perbatasan laut Indonesia dan mengurangi potensi pelanggaran keamanan oleh aktor-aktor non-negara.
Di akhir sambutannya, Dekan FKN menekankan pentingnya kesiapan Indonesia dalam menghadapi Fifth Generation Warfare yang tidak hanya memerlukan penguasaan teknologi persenjataan modern, tetapi juga kemampuan bertahan di lingkungan perkotaan melalui taktik urban guerrilla warfare. Negara-negara seperti Hamas di Palestina telah menggunakan taktik ini dengan membangun terowongan dan bunkers di bawah kota sebagai bagian dari strategi bertahan. Tantangan baru ini menjadikan kesiapan logistik dan akses terhadap kebutuhan dasar, seperti air dan makanan, sebagai bagian penting dari strategi pertahanan.
Oleh karena itu, Unhan RI melalui practice-oriented education and training berusaha memperkuat kesiapan sumber daya manusia pertahanan dalam menghadapi ancaman baik dari aspek pertahanan tradisional maupun modern, dengan teknologi sebagai komponen utama.
Sementara Direktur PT. Solusi Intek Indonesia Victor Yahya, diwakili oleh Koordinator Project Manager PT. Solusi Intek Indonesia, Endar Setiadi, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kelancaran acara Diklat ini. Diharapkan seluruh peserta dapat menerapkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh secara optimal dalam tugas sehari-hari, terutama dalam menjaga keamanan di lingkungan maritim. Penekanan juga diberikan pada pentingnya sinergi dan kerja sama untuk mewujudkan keamanan maritim yang lebih baik. Ucapan terima kasih ditujukan kepada seluruh panitia, staf pengajar, dan peserta yang berperan aktif dalam menyukseskan pelatihan ini.
Seluruh rangkaian kegiatan penutup Pelatihan Peralatan Pendidikan dan Latihan (Diklat) Keamanan Maritim yang diselenggarakan oleh Fakultas Keamanan Nasional (FKN) Unhan RI, diakhiri dengan penyerahan sertifikat kepada peserta dan penghargaan kepada peserta terbaik dan foto bersama.
(Humas Unhan RI).