Bogor – Universitas Pertahanan (Unhan) menyelenggarakan Roundtable Discussion bersama Institute of International Studies (IIS) Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gajah Mada (UGM) dengan tema “Universalisasi Convention on Cluster Munitions dan Implikasinya terhadap Pertahanan Nasional dan Diplomasi Kemanusiaan Indonesia”, dilaksanakan di ruang rapat Lt.1 Gd. Auditorium Unhan kampus Belanegara Kawasan IPSC Sentul-Bogor. Kamis, (28/12).
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan antara IIS UGM dengan Jajaran Fakultas Strategi Pertahanan Universitas Pertahanan (Unhan) pada pertengahan tahun 2016. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi awal dari kerjasama lebih lanjut dan dalam bentuk yang lebih beragam, termasuk riset bersama.
Acara Roundtable Discussion dibuka langsung oleh Rektor Unhan Letjen TNI Dr. I Wayan Midhio, M.Phil, dan menghadirkan 4 narasumber yaitu Dir Material Direktorat Jenderal Kuathan Kemhan RI Marsma TNI Danar Dono, Direktur Keamanan Internasional dan Pelucutan Senjata Kemlu RI Ibu Grata Endah Werdaningtyas, Dosen Prodi Damai dan Resolusi Konflik Fakultas Keamanan Nasional Unhan Brigjen TNI Purn Natsri Anshari SH LLM, Dr. Muhadi Sugiono dari Institute International studies UGM dan selaku moderator Dr. Ichsan Malik. M.Sc.
Pada sesi pertama membahas topik Bom Tanda dipandang dari sisi Kemanusiaan, Pertimbangan Strategis dan Politik Internasional dan di sesi kedua membahas topik Tantangan dan Peluang Ratifikasi CCM oleh Indonesia.
Dalam sambutan Rektor Unhan mengatakan konvensi ini sendiri mengatur mengenai pelarangan penggunaan, pembuatan, pemindahan, dan penimbunan bom tandan.
Perjanjian ini mewajibkan penghancuran timbunan bom tandan dalam waktu 8 tahun dan pembersihan wilayah yang terkontaminasi dalam waktu 10 tahun. Selain itu, konvensi ini juga mengatur mengenai bantuan dan pendampingan terhadap korban, termasuk juga mekanisme penghancuran persediaan senjata.
Indonesia sangat aktif berpartisipasi dan merupakan salah satu pendukung paling kuat dari pelarangan menyeluruh terhadap senjata ini dalam rangkaian proses perundingan konvensi bom tandan (oslo process). Bahkan, Indonesia sempat menjadi tuan rumah konferensi regional konvensi ini di Bali pada november 2009. Namun demikian, hingga saat ini Indonesia belum melakukan ratifikasi terhadap konvensi ini.
Rektor Unhan berharap melalui roundtable discussion bersama Institute Of International Studies UGM ini dapat menambah wawasan tentang universalisasi convention on cluster munitions dan implikasinya terhadap pertahanan nasional dan diplomasi kemanusiaan Indonesia.
Acara roundtable discussion ini dihadiri Pejabat Eselon I, II dan III, ses prodi di lingkungan Unhan.(clr)
Authentifikasi: Kabag Humas Unhan