Bogor– Fakultas Strategi Pertahanan Universitas Pertahanan (Unhan) menyelenggarakan Seminar Strategi Pertahanan dengan Tema “Strategi Menghadapi Radikalisme Melalui Ruang Siber ”, bertempat di Gd. Auditorium Unhan, Kampus Unhan Kawasan IPSC Sentul – Bogor. Kamis, (15/2).
Seminar menghadirkan pakar IT Prof. Dr. Ir. Richardius Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., Ph.D., Unit Kerja Watimpres Dr. Silverius Yoseph Soeharso, S.Psi., SE., MM., Dosen Universitas Pertamina Dr. Ian Montratama, S.E., M.E.B., M.Si (Han) serta Dr. Fetri Miftach, PhD., C.Eng., MBCS.. juga seorang pakar IT dengan moderator Sesprodi Teknologi Penginderaan Unhan Kolonel Sus Dr. Ir. Rudy Gultom, M.Sc.
Wakil Dekan Fakultas Strategi Pertahan Unhan Laksma TNI Dr. Suhirwan, S.T., M.MT., mewakili Rektor Unhan membuka seminar, dalam sambutannya, disampaikan bahwa pada era perang teknologi dan informasi saat ini akan membawa dampak positif dan negatif pada stabilitas pertahanan negara. Negara yang tidak dapat memanfaatkan kegunaan positif dari ruang siber dan tidak siap menghadapi ancaman siber (Cyber Threat) serta tidak mengantisipasi permasalahan yang ditimbulkan oleh dampak negatif penggunaan teknologi informasi, maka dapat menjadi korban dari peperangan informasi tersebut.
Pengaturan ruang siber dan penataan kelembagaan Cyber Security nasional yang kuat merupakan salah satu syarat terwujudnya keamanan ruang siber yang lebih handal selain itu diperlukan juga pemahaman terhadap bahaya radikalisme. Pemahaman terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan mengetahui pentingnya peranan cyber awareness akan memperkuat ketahanan masyarakat Indonesia dalam menghadapi berbagai macam ancaman yang datang baik dari dalam ataupun luar.
Sesi awal kegiatan seminar di isi oleh Prof. Dr. Ir. Richardius Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., Ph.D., mengangkat tema “Mencermati Fenomena Radikalisme Di Media Sosial”, dalam paparannya mempertanyakan apakah Indonesia telah memiliki control penuh terhadap ruang siber, bila dibandingkan dengan negara China yang dalam 32 jam nonstop mengawasi dan memfilter jaringan internet dengan diawaki 32000 personelnya. Untuk itu dalam menghadapi Radikalisme di Internet dan media sosial diperlukan adanya Intervensi strategis yang meliputi Cyber Principles, Cyber Leaderships, Cyber Policy, Cyber Coordination, Cyber Literacy.
Narasumber kedua Dr. Silverius Yoseph Soeharso, S.Psi., SE., MM., mengusung tema “Peran Pancasila Pada Kaum Muda Untuk Menghadapi Radikalisasi Melalui Ruang Siber”, dalam paparannya menyampaikan konsep menangkal radikalisme melalui strategi “blue ocean” yang terdiri dari beberapa aspek yaitu, Promote yaitu mempromosikan aktualisasi Pancasila di ruang–ruang publik (siber), menciptakan forum bersama, mengurangi informasi dan fakfor-faktor yang mendistorsi Pancasila, serta dilakukan counter reduce, Eliminate yaitu menutup situs-situs yang berisi radikalisme.
Berikutnya paparan yang disampaikan oleh Dr. Ian Montratama, S.E., M.E.B., M.Si (Han) dengan topik Radikalisasi di Ruang Siber dan Dampaknya pada Keamanan di Kawasan, sebagai pemapar terakhir disampaikan oleh Dr. Fetri Miftach, PhD.,C.Eng., MBCS., yang mengusung topik Peningkatan Cyber Awareness di Indonesia untuk menghadapi ancaman di ruang siber.
Sesi akhir seminar moderator Kolonel Sus Dr. Ir. Rudy Gultom, M.Sc.membacakan resume diskusi yang menyebutkan radikalisme melalui ruang siber perlu ditangkal melalui Strategi Bela Negara dan nilai-nilai luhur Pancasila bagi generasi muda dapat diimplementasikan melalui ruang siber.
Sebelum Kuliah Umum di tutup, dibuka sesi tanya jawab antara mahasiswa Unhan kepada para narasumber, banyak pertanyaan yang dilempar oleh para mahasiswa terhadap narasumber sehingga jalannya seminar menjadi menarik terlebih hal-hal yang berkaitan dengan siber merupakah isu yang sangat aktual dalam situasi saat ini. Kuliah Umum ini tidak hanya diikuti mahasiswa Unhan tetapi juga dihadiri pejabat Eselon I, II, III Unhan serta seluruh Dosen di lingkungan Unhan.
Authentifikasi: Kabag Humas Unhan