Jakarta – Rektor Universitas Pertahanan RI / The Republic of Indonesia Defense University (RIDU), Mayor Jenderal TNI Jonni Mahroza, Ph.D., didampingi Wakil Kepala BRIN dan sekaligus sebagai Chairman of Advisory Board of MULTHEOR Indonesia, Laksamana Madya TNI (Purn.) Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian, M.Sc., DESD., ASEAN Eng., dan Dekan Fakultas Farmasi Militer Unhan RI, Prof. Dr. apt. Yahdiana Harahap, M.S., selaku Ketua Multi-Country Training Hub for Health Emergencies Operational Readiness (MULTHEOR) Indonesia, membuka kegiatan The Civil-Military Collaboration in Emergency Response Workshop. Kegiatan ini berlangsung secara hybrid (daring dan luring) dari Hotel Grand Mercure Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (12/8).
Pembukaan workshop ini dihadiri langsung oleh Network Leader WHO Emergency Preparedness, WHO HQ, Dr. Flavio Salio, Technical Officer EMT Health Emergencies Programme WHO HQ, Mr Souheil Reaiche, Technical Officer WHO SEARO, Dr John Prawira, ICRC Regional Delegation Office in Bangkok, Mr. Lloyd Gillet, dan UN-OCHA Indonesia, Mr Mindaraga Rahardja.
Rektor Unhan RI, dalam sambutannya menegaskan bahwa Universitas Pertahanan RI (Unhan RI) mendapatkan mandat dari Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto untuk menjadi Center of Excellence dalam Emergency Medical Teams (EMT) dalam perspektif Biosecurity dan Biodefense. Mandat ini merupakan tindaklanjut dari hasil pertemuan Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto dengan WHO Director General, Dr. Tedros Gebreyes, pada Juni 2021. Langkah ini sejalan dengan peran penting Indonesia dalam menghadapi berbagai bencana dan kondisi darurat, dengan kerjasama yang erat antara otoritas pusat dan daerah, TNI-Polri, tenaga kesehatan sipil, serta masyarakat sipil.
Rektor Unhan RI juga menjelaskan bahwa untuk melaksanakan mandat Menteri Pertahanan RI serta implementasi MoU yang ditandatangani oleh Menteri Pertahanan RI, Menteri Kesehatan RI, dan Direktur Jenderal WHO pada Forum G20, November 2022, Unhan RI telah mendirikan Multi-Country Training Hub for Health Emergency Operational Readiness (MULTHEOR) serta merancang program pelatihan untuk level nasional dan global dibawah supervisi WHO. Pada tahun 2023, WHO-RIDU Multi-country Training Hub merencanakan 5 Agenda yaitu, tiga program EMTs Pilot Training (Team Member Induction and Training of Trainers), civil-military collaboration in emergency response workshop yang dilaksanakan pada 12-13 Agustus 2023, dan akan diakhiri dengan EMT Cell Coordination Training pada Oktober mendatang.
Dalam kesempatan ini, Rektor Unhan RI juga mengucapkan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh sivitas WHO, termasuk WHO-HQ, WHO SEARO, dan WHO Country Office Indonesia, serta pemangku kepentingan nasional yang telah memberikan dukungan dan kepercayaan dalam penyelenggaraan Multi-Country Training Hub tersebut.
Pada kesempatan yang sama, Network Leader WHO Emergency Preparedness, WHO HQ, Dr. Flavio Salio memberikan sambutan yang menjelaskan mengenai peran penting Multi-country EMT Training Hub yang disupervisi oleh WHO sebagai modalitas utama untuk memastikan kapasitas nasional yang memadai dan kesiapan operasional dalam merespons emergency dengan cepat, aman, dan berkualitas tinggi. Dr. Flavio juga menyoroti tujuan pendirian Multi-country Training Hub ini, untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan teknis serta operasional anggota EMT melalui pendekatan simulasi dan kerja sama tim. Inisiatif dari Unhan RI untuk mendirikan pusat pelatihan Multi-Country Training Hub, dalam konteks kesiapsiagaan operasional dan tim medis darurat (EMT), dengan fokus pada “Biodefense and Bioecurity”, sangatlah penting.
Dr. Flavio Salio juga menekankan mengenai pentingnya kolaborasi sipil-militer dalam Multi-country EMT Training Hub ini. Kolaborasi ini memiliki peran dalam mengatasi tantangan lonjakan kapasitas melalui keterlibatan operasional dan kerjasama praktis, mengacu pada standar medis, serta usaha penelitian dan pengembangan. The Civil-Military Collaboration in Emergency Response Workshop ini merupakan program inisiasi sebagai wahana untuk untuk berbagi wawasan dan langkah nyata menuju kolaborasi yang lebih baik dalam menghadapi tantangan darurat kesehatan serta memperkuat kapasitas sistem kesehatan nasional dalam mengkoordinasikan respons terhadap krisis di masa yang akan dating.
Sementara itu, Dekan Fakultas Farmasi Militer Universitas Pertahanan RI, Prof. Dr. apt. Yahdiana Harahap, M.S., selaku Ketua MULTHEOR Indonesia, dalam laporan kesiapan Civil-Military Collaboration in Emergency Response Workshop, menjelaskan kegiatan ini diikuti oleh 35 peserta yang terdiri dari 11 peserta perwakilan ASEAN dan Timor-Leste, serta 24 peserta nasional yang berasal dari Unhan RI, Kementerian Pertahanan, Kementerian Kesehatan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Basarnas, Pusat Kesehatan TNI, Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan Apoteker Indonesia, Palang Merah Indonesia, POLRI, MER-C, MDMC Muhamadiyah, dan Universitas Indonesia. Ketua MULTHEOR juga menegaskan bahwa kegiatan wokshop ini bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi dan koordinasi antar institusi baik sipil maupun militer dalam meningkatkan kapasitas dan kemampuan tanggap darurat untuk mengatasi ancaman global.
Kegiatan pembukaan Workshop The Civil-Military Collaboration in EMTs WHO-RIDU ini turut dihadiri oleh pejabat eselon I dan II Unhan RI, serta perwakilan undangan dari Kementerian dan Lembaga.
(Humas Unhan RI).