Bogor – Pusat Studi Kajian Strategis Fakultas Startegi Pertahanan (FSP) Unhan, selenggarakan Seminar daring dengan tema pembahasan “Strategi Pertahanan Negara Dalam Menghadapi Tantangan Sekuritas Global Covid-19”, seminar ini merupakan wadah kajian dalam menghadapi pandemic global Covid-19, Kamis (23/7).
Seminar ini menghadirkan empat narasumber yaitu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo, yang diwakili oleh Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Ir. Bernardus Wisnu Widjaja, M.Sc, Asisten Khusus II Menteri Pertahanan RI Letjen TNI (Purn) Dr. Hotmangaradja Pandjaitan, S.H., M.M., Rektor Unhan Ke-3 sekaligus Dosen Senior Unhan Laksdya TNI (Purn) Dr. Desi Albert Mamahit,M.SC, dan Rektor Unhan Ke-5 sekaligus Dosen Senior Unhan Letjen TNI (Purn) Dr. Yoedhi Swastanto, M.B.A., dengan moderator Kolonel Laut Dr. Lukman Yudho P., S.I.P., M.A.P.
Pelaksanaan seminar ini dibuka oleh Rektor Unhan Laksdya TNI Dr. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., DESD., yang diwakili oleh Dekan FSP Unhan Mayjen TNI Dr. Deni D.A.R, S.Sos., M.Si (Han), dalam keynote speechnya Rektor Unhan menyampaikan Pademi global Covid-19 yang mendunia hingga belum ditemukannya vaksin penangkalnya, pandemi covid-19 sampai saat ini telah mempengaruhi hampir semua sektor kehidupan pada semua lapisan masyarakat, selain itu tentunya pademi ini berimplikasi pada persoalan Covid-19 menjadi masalah sekuritisasi, dalam artian Covid-19 menjadi persoalan aspek kemanan nasional (National Security) sebagai bagian integral pertahanan negara.
Lebihlanjut disampaikan Rektor Unhan dalam keynotespeechnya, Universitas pertahanan sebagai Perguruan tinggi yang mengkhususkan di bidang Ilmu Pertahanan serta sebagai think thank Kementerian Pertahanan, memiliki peran dalam memberi masukan dari aspek akademis kepada pemangku kebijakan terkait dalam rangka merumuskan kebijakan dan strategi agar lebih mudah dalam menghadapi ancaman terutama di bidang kesehatan, energi dan pangan. arahan ini sesuai dengan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta dalam amandemen kedua UUD 1945 pasal 30 ayat 2 “Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung”, artinya, covid-19 sebagai sebuah ancaman perlu dihadapi secara bersama, dari berbagai bidang dan berkelanjutan.
Dekan FSP Unhan sebagai penyelenggara utama kegiatan, berharap seminar nasional online FSP Unhan dapat menjadi wadah akademik untuk melakukan kajian dan diskusi antara mahasiswa, narasumber, dan civitas akademika Unhan untuk dapat lebih memahami strategi pertahanan negara dalam menghadapi tantangan sekuritas global Covid-19.
Pelaksanaan seminar ini diawali dengan pemaparan Kepala BNPB yang diwakili Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Ir. Bernardus Wisnu Widjaja, M.Sc, dengan topik “Strategi Percepatan Penanganan Covid-19”, dalam pemaparannya dijelaskan tentang penanganan covid-19 melalui pendekatan 5S ( Strategi, Struktur, Sistem, Skill dan Speed) 1T (Target), serta melalui kolaborasi Pentahelix berbasis komunitas dan gotong royong yang meliputi pemerintah, peneliti, dunia usaha, masyarakat dan media mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten, kota sampai tingkat desa dan kelurahan sebagai bentuk usaha bahu-membahu dalam menyelamatkan banga Indonesia, dalam aspek kolaborasi menuntut adanya kesadaran kolektif, yang memiliki daya efektifitas lebih tinggi daripada koordinasi dan komunikasi serta mampu meruntuhkan dinding-dinding/sekat-sekat yang ada demi mencapai tujuan dan manfaat bersama.
Sebagai pemapar ke dua pada seminar daring ini Asisten Khusus II Menteri Pertahanan RI Letjen TNI (Purn) Dr. Hotmangaradja Pandjaitan, S.H., M.M., dengan tema “Urgensi pendekatan Human Security dalam penanganan covid-19 di Indonesia”, melalui pemaparannya dibatasi pada sejauhmana penyebaran Covid 19 menjadi ancaman bagi human security dalam konteks keamanan nasional (National Security) di Indonesia, konsepsi Human security ini meliputi keamanan ekonomi, keamanan pangan, keamanan kesehatan, keamanan lingkungan, keamanan individu, keamanan komunitas dan keamanan politik.
Langkah konkrit Kemhan RI dalam membantu penanganan pademik Covid-19 ini meliputi untuk bidang Medis dengan menjadikan RS. Suyoto sebagai Rumah Sakit rujukan Covid-19 dengan kapasitas 220 tempat tidur; menjadikan RSPAD untuk terapi Konvalesen alternatif pengobatan, menyiapkan tenaga medis 988 orang yang tersebar di 109 RS, danmeng Koordinir bantuan Alkes dari luar Negeri, dukungan dibidang Personel meliputi Patroli, sosialisasikan masker, pengawasan physical distancing dan Verifikasi penerimaan Bansos, serta memastikan jalur logistik yang aman, untuk Bidang Kebijakan Pembukaan Fakultas Kedokteran dan Fakultas Farmasi Militer Unhan, menyelenggarakan Program Food Estate dan Badan Cadangan Pangan Strategis Nasional, dan mendukung BUMN Industri Pertahanan untuk produksi Ventilator.
Untuk Pemaparan ketiga Laksdya TNI (Purn) Dr. Desi Albert Mamahit,M.SC, menjelaskan tentang “Implikasi Covid-19 terhadap Keamanan Masyarakat Global”, pandemic ini telah menyebabkan banyak perubahan tataran kehidupan di dunia, kebijakan menghadapi pandemic Covid-19 dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi dari setiap negara dengan berpedoman pada protocol Kesehatan yang belaku, pademi ini berdampak pada timbulnya krisis ekonomi hingga banyaknya pengangguran karena kehilangan pekerjaan, naiknya angka kriminalitas hingga konflik bersenjata di beberapa negara, sehingga perlu adanya koordinasi dan kolaborasi diantara para pemimpin negara dan berbagai pihak secara internasional untuk menyelesaikan masalah pademi Covid 19 dan keamanan nasional di berbagai negara.
Pada sesi pemaparan selanjutnya oleh Letjen TNI (Purn) Dr. Yoedhi Swastanto, M.B.A. dengan topik pembahasan “Pendemi Covid 19 Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Antar Bangsa Dalam Sistem Pertahanan Negara”, dari pemaparannya disimpulkan, Pandemi COVID-19 saat ini dapat dipastikan mengubah pola hubungan internasional, Pergeseran pola hubungan yang bersifat zero sum, dimana negara saling berkompetisi untuk memenuhi kebutuhan domestiknya masing-masing, Meninggalkan institusi internasional dan pendekatan multilateral, serta melakukan tindakan-tindakan yang lebih mengarah kepada unilateralisme. Semakin dalam dan jangka waktu yang lama, maka sistem internasional akan semakin menjadi arena pertarungan antar negara dalam kondisi yang bersifat zero sum.
Dari kesimpulan pemaparannya disampaikan pertama untuk menguatkan Diplomasi Pertahanan Indonesia dalam menangani Pendemi Covid 19, dengan memprioritaskan Kerjasama Pertahanan Internasional secara Bilateral seperti dengan Negara-negara yang memiliki perbatasan darat Regional (ADMM & ADMM Plus), Multilateral (Komite Internasional Kedokteran Militer / ICMM) yang saling membutuhkan tetap digalang dalam bingkai solidaritas kemanusiaan, Kedua ASEAN dapat membentuk laboratorium tersendiri yang khusus menghimpun dan mempelajari berbagai virus yang berada di masing-masing negara ASEAN.
Selain menerima pemaparan para peserta seminar daring ini juga berkesempatan melakukan tanya jawab dan diskusi dengan narasumber, terkait dampak global pademi Covid-19., seminar ini diikuti oleh 300 peserta yang berhasil joint dalam webinar ini. (Anh)
Mengetahui : Kabag Humas Unhan