Bogor – Fakultas Strategi Pertahanan (FSP) Unhan menyelenggarakan acara seminar online dengan tema “Strategi Penggunaan Kekuatan Tri Matra dalam rangka pertahanan negara”, seminar ini dalam rangka peran Unhan sebagai Think Tank dibidang Ilmu Pertahanan guna memberi masukan dari aspek akademis, kepada pemangku kebijakan terkait merumuskan kebijakan dan strategi dalam menghadapi ancaman terutama dalam melindungi kedaulatan negara. Rabu (21/10/2020)
Seminar ini menghadirkan narasumber, Marsekal Muda TNI (Purn) DR. Koesnadi Kardi, M.Sc. RCDS., Brigjen TNI (Purn) DR. Kamistan Hadiri, M.SI., Laksma TNI (Purn) DR. Edi Suhardono, S.E., M.A.P., Kolonel INF DR. Arief Prayitno, S.IP, S.H., M.HUM, dengan moderator seminar Dosen Diplomasi Pertahanan (DP) Letkol Sus Dr. Drs. Mhd. Halkis, M.H.
Seminar dibuka oleh Rektor Universitas Pertahanan Laksamana Madya TNI Dr. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., DESD.,CIQnR.,CIQaR, diwakili Dekan FSP Unhan Mayjen TNI Dr. Deni D.A.R, S.Sos., M.Si (Han), melalui amanatnya disampaikan Tri Matra TNI yang terdiri dari matra darat, matra laut dan udara, sebagai komponen utama pertahanan negara berkonsentrasi dan berinovasi dalam berbagai upaya membangun kesiapan guna menghadapi ancaman sebagai dampak negatif dari perkembangan lingkungan strategis. dalam menjalankan perannya sebagai alat pertahanan sesuai dengan UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang pertahanan negara.
TNI menjalankan peran sebagai penangkal dan penindak terhadap ancaman, serta pemulih pasca dilaksanakannya operasi militer, dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tersebut, TNI bersama rakyat dan seluruh komponen bangsa lainnya, mewujudkannya dengan memanfaatkan semua Sumber Daya Nasional (SDA)untuk pertahanan.
Perguruan tinggi memiliki peran, dalam memberi masukan dari aspek akademis kepada pemangku kebijakan, terkait dalam rangka merumuskan kebijakan dan strategi agar lebih mudah dalam menghadapi ancaman,terutama dalam melindungi kedaulatan negara.
Arahan ini sesuai dengan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta dalam amandemen kedua UUD 1945 Pasal 30 Ayat 2 “usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung”.
Unhan sebagai think tank Kemhan RI dalam memperkuat pertahanan negara memiliki fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi, mengkaji penggunaan kekuatan TNI, diarahkan untuk mampu mengatasi tantangan dan ancaman pertahanan negara baik isu global, regional maupun nasional utamanya yang marak belakangan ini yaitu isu kejahatan lintas negara, isu keamanan yang erat kaitannya dengan terorisme internasional, isu keamanan laut dan udara, isu keamanan perbatasan serta isu-isu keamanan yang berdimensi nirmiliter.
Dalam menghadapi ancaman penggunaan kekuatan bersifat gabungan TNI (Tri matra terpadu) serta didukung oleh komponen pertahanan lainnya. dengan adanya Tri Matra terpadu pembentukan pembangunan kekuatan pertahanan dapat berjalan dengan baik dan mampu melindungi wilayah NKRI dan memberikan rasa aman terhadap rakyat Indonesia.
Seminar ini diawali dengan pemaparan oleh Brigjen TNI (Purn) DR. Kamistan Hadiri, M.SI., dengan tema “Perang Gerilya”, ruang lingkup pemaparannya menjelaskan tentang Perjalanan Jenderal Soedirman, Pengertian Perang Gerilya Perang Gerilya vs Konvensional, Strategi Perang Gerilya Pertempuran dgn Jepang, Inggris dan Belanda, Perang Gerilya Vietnam, Perang Gerilya Dewasa ini Operasi Lawan Insurjensi, selain itu dijelaskan tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional (SDN) untuk Pertahanan Negara bertujuan untuk mentransformasikan Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam, dan Sumber Daya Buatan, serta Sarana dan Prasarana Nasional menjadi kekuatan Pertahanan Negara yang siap digunakan untuk Kepentingan Pertahanan Negara.
Pemaparan sesi kedua Seminar ini oleh Laksma TNI (Purn) DR. Edi Suhardono, S.E., M.A.P., denga tema ” Sea Power” melalui pemaparannya dijelaskan Indonesia mempunyai 6 elemen Sea Power yang meliputi Posisi geografi yang mendukung Memiliki garis pantai, sumberdaya alam dan iklim yang mendukung, Memiliki wilayah teritorial yang luas, Populasi manusia yang cukup besar untuk mempertahankan teritorialnya serta Keterkaitan dengan kegiatan di laut dan commercial enterprise dan Pemerintah dengan pengaruh dominan terhadap laut
Untuk sesi ketiga pemaparan oleh Marsekal Muda TNI (Purn) DR. Koesnadi Kardi, M.Sc. RCDS., dengan tema “Air Power”, dari pemaparan ini dijelaskan kondisi geografi Indonesia yang terletak pada posisi silang antara benua Asia dan Australia dan antara Samudera Hindia dan Pasific, menjadikan lalu lintas udara dan laut menempati kepadatan yang luar biasa, Kondisi tersebut memiliki potensi yang istimewa, manakala Indonesia bisa mengelolanya hal ini berpotensi pada kemajuan Ekonomi.
Kemampuan air power sejak perang Dunia I dan II dipengaruhi dengan kemajuan dalam bidang teknologi kedirgantaraan, air power menjadi suatu kekuatan yang menentukan, selain itu Air Power saat ini sudah dinilai sebagai suatu kekuatan yang menentukan kalah atau menangnya suatu peperangan, Dengan adanya perkembangan teknologi kedirgantaraan, telah banyak menghasilkan produk-produk Alutsista yang modern sehingga mempengaruhi karakteristik air power. Karakteristik tersebut yang membedakan dengan kekuatan yang lain, baik dengan land power maupun dengan sea power.
Pada sesi pemaparan terakhir oleh Kolonel Inf DR. Arief Prayitno, S.IP, S.H., M.HUM. dengan tema “Strategi Sun Tzu”, melalui pemaparannya diawali dengan penjelasan tentang pengertian politik dan strategi, strategi sebagai instrumen perang, hakekat peprang dan strategi Sun Tzu. Dalam kesimpulan pemaparannya disampaikan perang merupakan bagian dari politik (Tujuan Nasional suatu Bangsa), selain itu perang bukanlah sebuah tujuan melainkan hanyalah alat dari politik sebuah bangsa.
Pada Seminar ini juga dilaksanakan sesi tanya jawab antara peserta dengan narasumber. Beberapa aspek pertanyaan meliputi, langkah pemanfaatan SDA/SDN dalam hali ini cek point guna mengembangkan kekuatan Sea dan air power Indonesia, perkembangan bernag siera modern, penerapan strategi dalam penggunaan tri matra untuk pertahanan negara, Acara seminar ini diikuti oleh 173 peserta. (Anh)
Mengetahui : Kabag Humas