Bogor – Fakultas Keamanan Nasional Universitas Pertahanan (FKN Unhan) selenggarakan kuliah umum dengan tema “Peran hidrografi dalam mendukung pertahanan laut di Indonesia”, bertempat di gedung auditorium Unhan, Komplek IPSC – Sentul. Rabu (24/10).
Sebelumnya pelaksanaan kuliah umum Rektor Unhan Mayjen TNI Dr. Tri Legionosuko, S.IP., M.AP, beserta pejabat Eselon I menyambut kedatangan Kapushidrosal Laksda TNI Dr. Ir. Harjo Susmoro, S.Sos., S.H., M.H., di gedung Rektorat Unhan yang dilanjutkan dengan perkenalan dan ramah tamah dengan unsur pimpinan Unhan. Setelah disambut Rektor Unhan selanjutnya, Kapushidrosal diampingi oleh Dekan Fakultas Keamanan Nasional Unhan Laksda TNI Dr. Siswo Hadi Sumantri, S.T., M.MT menuju ke Gedung Auditorium untuk pelaksanaan kuliah umum.
Pelaksanaan kuliah umum dibuka oleh Rektor Unhan, yang diwakili oleh Dekan Fakultas Keamanan Nasional Unhan dalam amanatnya menyampaikan tentang pentingnya materi yang kuliah umum ini diharapkan dapat disimak dan membuat catatan intisari sebagai bekal yang menunjang perkuliahan di fakultas masing-masing.
Mengawali kuliah umumnya, Kapushidrosal menyampaikan, bangsa Indonesia harus bersyukur dengan telah diberikan keistimewaan sebagai negara kepulauan (Archipelagic state) terbesar di dunia yang memiliki 17.504 pulau, dan secara geografis terletak pada posisi silang dunia yaitu diantara dua benua (Asia-Australia) dan dua samudera (Hindia – Pasifik), adapun perairan yurisdiksi nasional Indonesia seluas 6,4 juta km², terdiri atas perairan pedalaman dan teritorial 3,4 juta km² dan ZEEI 3,0 juta km² serta panjang garis pantai 110.000 km.
Ditinjau dari aspek perairan Indonesia memiliki nilai strategis seperti Indonesia sebagai Sea Lines Of Communications (SLOC) dan Sea Lines Of Oil Trade (SLOT), dari 9 Choke Point Dunia 4 Choke Point berada di Indonesia meliputi Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok dan Selat Ombai, Kondisi ini memberikan konsekuensi bagi Indonesia untuk memberikan jaminan keselamatan dan keamanan pelayaran di perairan Indonesia.
Dengan semakin meningkatnya perdagangan melalui laut (seaborne trade) maka kebutuhan akan peta laut yang update sangat diperlukan. jika data batimetri di perairan Indonesia tidak ter update maka perairan Indonesia dapat dikategorikan sebagai black area sehingga kapal tidak akan masuk ke pelabuhan Indonesia dan sebaliknya kapal dari pelabuhan Indonesia juga tidak dapat keluar ke luar negeri, hal demikian tentunya akan berdampak pada kerugian ekonomi bagi Indonesia.
Pushidrosal sebagai kotama pembinaan TNI AL, memiliki tugas pokok melaksanakan pembinaan hidro-oseanografi (hidros) meliputi survei, penelitian, pemetaan laut, publikasi, penerapan lingkungan laut dan keselamatan navigasi pelayaran baik untuk kepentingan TNI maupun kepentingan umum dan menyiapkan data serta informasi wilayah pertahanan di laut dalam rangka mendukung tugas pokok TNI Angkatan Laut.
Lebih lanjut untuk saat ini Pushidrosal bekerjasama dengan Kementerian/Lembaga (K/L) seperti Kementerian Luar Negeri RI terkait dengan diplomasi dalam rangka mendukung delimitasi maritime, serta Kementerian Perhubungan RI berkaitan dengan isu keamanan dan keselamatan pelayaran.
Laut sebagai lingkungan maritim memiliki arti penting yaitu sebagai media pemersatu bangsa, media perhubungan, media penyedia sumber daya alam, media pertahanan dan keamanan serta media membangun pengaruh.
Berdasarkan Perpres RI no. 16 Tahun 2017 tentang kebijakan kelautan Indonesia (KKI) yang dijabarkan dalam 7 pilar, yaitu pertama pengelolaan sumber daya kelautan dan dan pengembangan SDM, kedua Diplomasi Maritim, ketiga Budaya Bahari, keempat Pengelolaan Ruang Laut Dan Perlindungan Lingkungan Laut, kelima Ekonomi, Infrastruktur Dan Peningkatan Kesejahteraan, keenam Tata Kelola Dan Kelembagaan Kelautan, dan ketujuh Pertahanan, Keamanan, Penegakan Hukum Dan Keselamatan di Laut.
Besarnya peluang ekonomi dari pemanfaatan potensi sumberdaya laut yang sedemikian besar ini sudah sepatutnya memberikan kontribusi yang besar pula bagi peningkatan perekonomian bangsa, bahkan sudah sepatutnya pula menjadi sektor penggerak ekonomi nasional yang dominan. Paradigma pembangunan di sektor kelautan yang menyimpan kekayaan alam yang luar biasa menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk mengembalikan kejayaan bangsa ini sebagai negara maritim.
Mengakhiri kuliah umumnya Kapushidrosal menyampaikan bahwa hidrografi bukan hanya sekedar peta laut, hidrografi adalah kunci gerbang perekonomian dan ujung tombak pertahanan laut suatu negara.
Kegiatan kuliah umum ini juga dilanjutkan dengan sesi tanyajawab antara mahasiswa dan narasumber seperti Indonesia sebagai poros maritim dunia, kemudian pengaruh one belt one road China terhadap batas kontinental Indonesia, Kemampuan Pushidrosal dalam mendeteksi potensi SDA bahwah laut.
Dalam kuliah umum ini diikuti oleh 268 orang mahasiswa S2 Unhan dari 17 Program pendidikan, mengakhiri kegiatan kuliah umum ditutup dengan pemberian cinderamata dari Dekan FKN Unhan kepada Kapushidrosal yang dilanjutkan foto bersama dengan seluruh pejabat Unhan, Dosen dan Mahasiswa. (Arh).
Authentifikasi: Kabag Humas Unhan
“>